Sementara itu, Ketua Kelompok Nelayan Warai Desa Matawine, La Uni mengatakan panen terakhir di kelompoknya yang beranggotakan sepuluh orang, cukup berhasil. Namun saat ini harga jual rumput laut sedang jatuh. Harga per kilogram sekira Rp27 ribu. Padahal ia pernah menjual rumput laut seharga Rp47 ribu per kilogram.
"Lumayan. Bisa kembali modal. Tapi ini termasuk murah sekali. Untuk panen butuh waktu satu bulan. Biasanya dapat Rp500 ribu. Hasil panen paling baik di musim barat. Dari bulan Desember sampai Maret," kata La Uni.
Kendati belum mampu menghasilkan cuan banyak, menurut La Uni, bertani rumput laut merupakan sumber mata pencahariannya. Juga sebagian masyarakat di Desa Matawine.
Ia berharap, pemerintah dapat membantu mereka dalam menangani masalah yang dihadapi. "Yang kita harapkan saat ini bantuan tali dan bibit. Terakhir, kita dapat bantuan bibit 20 kilogram per orang," imbuh La Uni.
Selama ini petani mengeringkan rumput laut yang sudah dipanen dengan peralatan seadanya. Mengandalkan sinar matahari alami. Saat musim hujan, tantangannya lebih berat. Mereka bisa saja gagal panen. Cara manual pun digunakan.
Mereka membangun tenda sementara sehingga rumput laut yang telah dipanen bisa dijemur dan kering dengan dianginkan. Namun tentu saja kualitas rumput lautnya menurun sehingga mempengaruhi harga jual. "Selama ini pemerintah sudah memperhatikan kita dengan baik. Semoga ke depannya makin baik lagi," pungkas La Uni. (uli/b)