KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Penjabat (Pj) Bupati Kolaka Utara (Kolut) Parinringi sigap "melawan" laju inflasi. Kolut menjadi salah satu dari 30 daerah di Indonesia yang telah melakukan enam langkah penanganan inflasi. Termasuk langkah gerakan menanam, salah satunya menanam bawang merah. Bawang merah, salah satu komoditas yang kerap memicu inflasi.
Gerakan menanam bawang merah menuai hasil. Pj. Bupati Parinringi turun memanen bawang merah di Desa Rantebaru Kecamatan Ranteangin, Rabu (4/1), kemarin.
"Alhamdulillah, kita panen bawang merah. Ini berkat sinergisitas yang dibangun Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Kita hanya butuh 56 hari untuk bisa dipanen. Ternyata komoditas pemicu inflasi ini bisa dihasilkan sendiri. Untuk itu, perlu digencarkan lagi gerakan menanam," ujarnya.
Mantan Wakil Bupati (Wabup) Konawe ini mengapresiasi langkah TIPD bersama Satgas Pangan Kolut dalam menekan inflasi. Berkat kerja sama yang apik, Kolut dianggap telah melakukan langkah konkret penanganan inflasi dari pemerintah pusat.
"Di Indonesia, hanya 30 Pemda termasuk Kolut. Di Sultra, hanya 2 Pemda. Pencapaian ini harus dipertahankan. Jika boleh ditingkatkan lagi," ungkap Pj.Bupati Parinringi.
Kepala DPM PTSP Sultra itu meyakini Kolut bisa memenuhi kebutuhan sayur mayur dan komoditas pertanian jangka pendek. Untuk itu, ia merancang pola pertanian setiap wilayah di bagi per klaster. Komoditas pertanian dikembangkan sesuai kondisi tanah.
"Desa Rantebaru misalnya, difokuskan tanam bawang merah. Wilayah lain bisa persawahan, tanaman cengkih atau merica. Komoditas pertanian jangka pendek harus dikembangkan lagi. Paling tidak, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal," jelas Pj.Bupati Parinringi sembari mendengar aspirasi para petani. (mal/b)