KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Intensitas curah hujan di Kolaka Utara (Kolut) beberapa hari terakhir ini mengalami peningkatan. Kondisi tersebut menyebabkan debit air aliran sungai meningkat. Salah satunya aliran Sungai Rantelimbong. Air meluap dan mengikis bantaran sungai. Kamis (1/12), satu unit rumah di Dusun V Desa Rante Limbong hanyut diterjang aliran sungai. Pasalnya, bantaran sungai setinggi dua meter ini amblas. Tidak hanya itu, jembatan gantung yang menghubungkan Desa Patowonua dan Pitulua juga terputus.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kolut, Andi Faizal, mengatakan, pihaknya telah melakukan pemantauan sejak semalam. Sebagai upaya meminimalisir risiko bencana, pihaknya telah mengevakuasi korban dan harta benda. Apalagi cuaca dalam beberapa hari kedepan kurang bersahabat. Hujan diprediksi masih akan mengguyur Kolut. "Kami berupaya maksimal. Makanya kami turun melakukan penyelamatan sejak awal. Hari ini (kemarin), kami dibantu Satuan Polisi Pamong Praja, Babinsa, Bhabinkamtibmas dan masyarakat setempat mengevakuasi harta benda korban. Walaupun debit air di sungai sudah menurun, personel BPBD masih memantau dan stand by di lapangan," kata Andi Faizal, kemarin.
Ia mengimbau warga yang bermukim di area bantaran sungai, terus waspada. Sebab kondisi cuaca ini diprediksi akan berlangsung hingga Januari 2023. Di sisi lain, pihaknya meminta warga memantau informasi Pusat Data dan Informasi (Pusadatin) BPBD Kolut termasuk perkembangan cuaca. Selain itu, pihaknya intens berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dalam upaya mitigasi bencana. Kepala Desa Rante Limbong, Asmal, mengaku masih terus melakukan evakuasi korban dan harta benda. Pasalnya, masih ada dua unit rumah, plus masjid yang posisinya terancam. Jika arus sungai tidak surut, bantaran sungai bisa kembali amblas. Saat ini, pihaknya bersama warga dalam posisi siaga.
"Jarak bantaran yang amblas dengan dua unit rumah tinggal setengah meter. Kalau dengan masjid sekitar satu meter. Kami berharap para korban segera mendapatkan bantuan. Untuk mengantisipasi kejadian serupa, kami meminta kepada pemerintah merelokasi rumah warga yang berada di bantaran sungai Rante Limbong," pinta Asmal. (mal)