Dispar Sultra Dukung Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan

  • Bagikan
H. Belli Tombili


-Gelar Bimtek, Libatkan Seluruh Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota se Sultra

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pariwisata menjadi salah satu sektor andalan di Sulawesi Tenggara (Sultra). Pendapatan dari sektor ini, tak hanya membantu peningkatan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat, tapi juga menjadi pemasukan bagi pemerintah daerah. Oleh karena itu, pemerintah melalui Dinas Pariwisata (Dispar) memberikan dukungan kuat untuk pengelolaan daya tarik dan destinasi pariwisata secara berkelanjutan.

Bendungan Ladongi yang terletak di Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara bakal menjadi salah satu destinasi wisata unggulan

Salah satu upaya mewujudkan pengelolaan pariwisata supaya lebih maksimal, Dispar Sultra menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pariwisata Berkelanjutan di Swiss BelHotel Kendari, baru-baru ini. Kegiatan tersebut diikuti 48 peserta perwakilan dari seluruh Dinas Pariwisata dan instansi terkait di kabupaten/kota wilayah daratan Sultra.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sultra, Belli menjelaskan, bimtek bertujuan meningkatkan pemahaman peserta terhadap tata kelola wilayah dan kepariwisataan. “Kita tidak hanya membahas tentang kebijakan, tapi juga menerapkan prinsip berkelanjutan, agar percepatan pembangunan berjalan tanpa memberikan beban berlebihan pada ekosistem alam, sosial masyarakat. Justru sebaliknya, membawa dampak positif terhadap ekonomi masyarakat,” ungkap Belli.

Wisata Pantai Wambuliga merupakan bagian dari penyiapan destinasi penyangga Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Wakatobi

Lanjut dia, tim penyelenggara bimtek memberikan ruang bagi peserta untuk memahami konsep tata kelola dari berbagai sudut pandang. Sejumlah pembicara nasional dan internasional dihadirkan. Mereka ada dari Rhode Island University, Social Enterpreneur Ecotourism Nasional, dan ahli tata kelola wilayah yang memiliki pengalaman mengelola wilayah di Labuan Bajo. "Kami juga menghadirkan ahli yang memiliki pengalaman mengelola keunikan wilayah dan mempromosikkan pariwisata di ranah international,” jelasnya.

Dia menambahkan, secara teknis, pembicara baik international maupun dari Indonesia, memberikan pandangannya terhadap tata kelola wilayah berkelanjutan. "Pandangan mereka nantinya akan memperkaya modul yang sudah dibuat Dinas Pariwisata Provinsi bekerja sama dengan Universitas Halu Oleo (UHO),” terangnya.

Kadis Pariwisata Sultra, Belli Tombili (tengah) foto bersama pemateri dalam acara bimtek tata kelola destinasi dan pariwistaa berkelanjutan

Belli yakin, dukungan stakeholder lewat bimtek yang dilaksanakan tahun ini, dapat meningkatkan performa kunjungan wisata, lama tinggal dan tingkat pengeluaran wisatawan, melalui program dan kegiatan prioritas pariwisata dan ekonomi kreatif yang berfokus pada upaya pemulihan sektor pariwisata di Sultra. Misalnya penyiapan destinasi penyangga KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) Wakatobi dan desa wisata, kalender event, peningkatan produktivitas ekonomi kreatif dan penyiapan SDM yang unggul.

"Pandemi Covid dan paradigma pariwisata terbaru, mengharuskan kita melakukan adaptasi yang menyeluruh, dengan memasukkan aspek-aspek penting yaitu ketahanan destinasi dan industry (ressilent), konektivitas digital, investasi dan tenaga kerja, pariwisata berkelanjutan dan tata kelola destinasi ke dalam kerangka kebijakan pengembangan pariwisata daerah," bebernya.

Pada kesempatan tersebut, Perwakilan UHO, Dr. Wa Ode Iba yang merupakan alumni University of Rhode Island mengatakan, modul telah tersusun merupakan dokumen yang "hidup" dan "interaktif". Berbagai pandangan dari peserta dan pembicara pada akhirnya akan memperkaya modul ini. "Kita berharap, modul ini akan menjadi pegangan pemerintah dan membantu para pihak untuk bisa mengelola wilayahnya secara berkelanjutan,” ujar Wa Ode Iba.

Presiden Joko Widodo mecoba perahu naga usai meresmikan Bendungan Ladongi di Kabupaten Kolaka Timur. Bendungan Ladongi kini digadang menjadi salah satu destinasi wisata di Sultra.

Sekadar informasi, UHO mengambil peran besar dalam penyusunan modul tata kelola pariwisata berkelanjutan ini. Tim penyusun meletakkan prinsip-prinsip dasar yang perlu menjadi pegangan pemangku kepentingan saat menjalankan program kepariwisataan. “Wilayah kita memiliki sumberdaya besar, baik di pesisir maupun daratan. Kita perlu mengintegrasikan dan mengkoneksikan program kepariwisataan ini. Sehingga pada akhirnya masyarakatlah yang mendapatkan benefit besar. Modul ini juga, fokus pada pengelolaan sumberdaya alam. Seminimal mungkin, kita mencegah kerusakan," imbuhnya. (adv/ags)

  • Bagikan