Kejar Tuntutan Market, Pengrajin Dilatih Buat Motif dan Padukan Warna Tenun

  • Bagikan

KENDARIPOS. CO.ID -- Untuk bisa bersaing di pasar nasional dan internasional, motif dan perpaduan warna tenunan menjadi amat penting. Atas dasar itulah, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) melatih para pengrajin tenun Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan menghadirkan orang yang ahli di bidangnya.

Desainer Nasional Defrico Audy mengakui produk tenun Sultra cukup diminati di pasaran. Apalagi hasil tenunan lokal cukup unik dan beragam. Meskipun unik, namun motif tenun perlu dipadukan dengan tren dan kebutuhan pasar. Sebab bagaimanapun pasar harus menjadi rujukan sebuah produk.

Desainer Nasional Defrico Audy (berdiri kanan) memberi arahan kepada pengrajin dan pengurus Dekranasda dalam workshop Pengembangan Kualitas Tenun Khas Sultra di Plaza Inn Hotel

"Tenun Sultra punya beragam motif. Setiap daerah masing-masing punya motif berbeda sesuai filosofi kedaerahan maupun letak geografisnya. Makanya, saya begitu antusias saat dimintai mendesain busana bermotif lokal. Keterlibatan saya sudah berlangsung 20 tahun. Busana berbahan tenun Sultra pernah tampil di Indonesian Fashion termasuk di Hongkong dan Sydney," kata Defrico Audy.

Pengurus Dekranasda Pusat Musa Widyatmodjo mengaku salut dengan dukungan Dekranasda provinsi dalam pembinaan pengrajin tenun. Tidak hanya itu, Dekranasda kerap menggelar atau mengikuti pameran yang mempromosikan tenun daerah di tingkat nasional bahkan ke mancanegara.

"Saya rasa Dekranasda sangat aktif. Dalam 3 tahun terakhir, pengurus turut melibatkan perancang busana. Peragaan busana bermotif lokal kerap tampil di pentas dan event bergengsi," kata pria yang juga berprofesi sebagai desainer kondang.

Tidak hanya motif, pemilihan warna juga tak kalah penting. Biasanya, warna tenunan daerah sudah punya patron. Namun agar bernilai komersial, pengrajin harus paham cara mengkombinasikan warna. Sebab produk harus terjual sehingga bisa memberi nilai tambah bagi para pengrajin yang didominasi UMKM.

"Memadukan warna itu ada ilmunya. Jadi, pewarnaan tenun itu tidak bisa berdasarkan perasaan atau emosi seorang pengrajin. Untuk itulah, pengrajin kita latih. Dalam workshop ini, mereka dapat teori sekaligus praktek," pungkasnya. (mal)

  • Bagikan