Survei Voxpol : Anies-AHY Berpotensi Menang Satu Putaran

  • Bagikan
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyambut bakal calon presiden dari Partai Nasdem Anies Baswedan saat hendak akan melakukan pertemuan di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta. (Dery Ridwansah/ JawaPos.com)


--Anies Sebut Cawapres Diputuskan pada Injury Time

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Survei nasional yang dilakukan lembaga survei Voxpol Center periode 22 Oktober – 8 November 2022 merilis hasil risetnya soal pertarungan paslon capres dan cawapres.
Hasilnya menunjukkan pasangan Capres-cawapres Anies-AHY menang terhadap pasangan-pasangan Capres-cawapres lainnya, terutama dalam skenario empat, tiga dan dua poros koalisi.

Dalam simulasi dua poros, pasangan Anies-AHY yang didukung Nasdem-Demokrat-PKS unggul telak dengan elektabilitas 50,7 persen melawan pasangan Ganjar Pranowo – Puan Maharani yang memperoleh elektabilitas 32,6 persen walaupun didukung koalisi besar PDI-P, Gerindra, Golkar, PKB, PPP dan PAN.

Pasangan Anies-AHY juga menang dengan elektabilitas 49,4 persen saat dihadapkan dengan pasangan Prabowo Subianto – Puan Maharani yang memperoleh elektabilitas 32,8 persen.

“Ini berarti pasangan Anies-AHY berpotensi menang Pilpres satu putaran,” ujar Direktur Eksekutif Voxpol Center Syarwi Pangi Chaniago dalam keterangan tertulisnya kepada JawaPos.com, Jumat (18/11).

Dalam simulasi tiga poros, pasangan Anies-AHY yang didukung Nasdem-Demokrat-PKS unggul dengan elektabilitas 37,3 persen, melawan pasangan Ganjar Pranowo – Airlangga Hartarto yang didukung Golkar-PAN-PPP dengan elektabilitas 28 persen serta pasangan Prabowo – Puan yang didukung koalisi PDI-P-Gerindra-PKB, dengan elektabilitas 23,4 persen.

Dalam simulasi empat poros, pasangan Anies-AHY kembali unggul dengan elektabilitas 38,4 persen, melawan pasangan Puan – Andika Perkasa (6,9 persen) yang didukung PDI-P, pasangan Airlangga – Ridwan Kamil (5%) yang didukung koalisi KIB Golkar-PAN-PPP, dan pasangan Prabowo – Khofifah Indar Parawansa (33,8 persen) yang didukung koalisi Gerindra-PKB.

Pasangan Anies-AHY tetap unggul dengan elektabilitas 32 persen ketika kombinasi pasangan Capres-cawapres dari KIB diganti menjadi Ganjar-Erick Thohir (29,5 persen) dan pasangan Gerindra-PKB menjadi Prabowo-Muhaimin Iskandar (25,5 persen). Pasangan Puan-Andika yang didukung PDI-P memperoleh 3,1 persen.

Menurut Pangi Chaniago, Anies dipilih karena alasan rasional. “Sebab Anies dianggap berprestasi saat menjadi Gubernur DKI Jakarta,” kata Pangi.

Dalam Pilpres 2024 nanti, Pangi menegaskan Cawapres menjadi faktor penentu karena elektabilitas para kandidat Capres tidak ada yang menonjol. “Kandidat berlatar belakang militer seperti AHY unggul karena alasan psikologis, yaitu tegas,” jelas Pangi.

Prediksi kemenangan pasangan Anies-AHY ini menguatkan temuan dengan hasil serupa dari lembaga-lembaga survei lainnya seperti SMRC, Indostrategic dan lain-lain.

Survei Voxpol Center ini dilakukan terhadap 1.220 responden di 34 provinsi di seluruh Indonesia, yang dipilih berdasarkan TPS dan DPT 2019. Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 2,81 persen.

Menanggapi hal itu, Ketua Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat Herman Khaeron menanggapi hasil survei Voxpol Center yang menyebutkan pasangan capres-cawapres Anies-AHY unggul telak dengan memeroleh elektabilitas 50,7 persen.

Menurut Herman, hasil survei tersebut menunjukkan adanya keinginan rakyat dari Anies-AHY untuk melakukan perbaikan dan perubahan. “Kalau melihat hasil survei Voxpol jelas bahwa memang ada keinginan masyarakat, keinginan rakyat, Anies-AHY ini menjadi satu kesatuan untuk melakukan perbaikan dan perubahan,” kata Herman di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (18/11).

Herman tak memungkiri, dinamika pesta demokrasi ke depan juga terdapat sosok cawapres yang menjadi penentu. Dia menyebut, pasangan Anies-AHY yang dinilai positif di kalangan masyarakat akan menjadi kajian di internal Partai Demokrat.

Sementara itu, bakal calon presiden (capres) dari Partai NasDem Anies Baswedan menegaskan, kandidat calon wakil presiden (cawapres) akan diputuskan menjelang pendaftaran capres-cawapres ke KPU RI. Saat ini, dirinya masih fokus pada penuntasan koalisi yang akan dibangun dengan Partai NasDem, PKS dan Partai Demokrat.

“Kalau saya lihat masih panjang kalau teman-teman perhatikan di dalam pengalaman Pilpres sejak tahun 2004 kan sudah berjalan 18 tahun ya, selama periode itu selalu bicara tentang pasangan itu tidak ditentukan 1,5 tahun sebelum betul kan. Selalu ketika menjelang waktunya baru. Kenapa karena pada saat itulah kita sudah tahu siapa yang berada dalam koalisi,” kata Anies di Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (18/11).

Selain itu, saat memasuki pendaftaran capres-cawapres sudah mengetahui siapa yang akan menjadi lawan dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Karena itu, Anies memastikan akan memilih sosok cawapres yang tepat untuk memenangkan Pilpres 2024. “Kita tahu siapa saja yang berpotensi menjadi kompetitor, dari situ kemudian ketemu kombinasi pasangan yang tepat,” ungkap Anies.

Anies pun meyakini, NasDem, PKS dan Demokrat akan solid dan mempunyai visi-misi yang sama dalam memenangkan Pilpres 2024. Meski demikian, Anies enggan membocorkan kapan ketiga partai itu akan melakukan deklarasi koalisi. “Insya Allah (sudah siap berkoalisi),” pungkas Anies. (jpg)

  • Bagikan