Masuk Musim Peralihan, DBD Mulai Bermunculan

  • Bagikan
DBD

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Demam Berdarah Dengue (DBD) identik dengan penyakit musiman. Sejak memasuki musim peralihan, penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti di Kota Kendari mulai bermunculan. Hanya saja, kasusnya masih terbilang kecil. Pada Oktober lalu, tercatat tiga kasus baru. Namun jumlahnya diprediksi akan bertambah seiring meningkatnya curah hujan.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Kendari, Elffi mengatakan wabah DBD sangat dipengaruhi kondisi cuaca. Pasalnya, genangan air akibat hujan menjadi wadah pengembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. Untuk itulah, perlu kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan.

"Bulan Oktober lalu, kita catat tiga kasus baru DBD. Alhamdulillah, pasien bisa disembuhkan sebab cepat ditangani. Sebagian besar kasus meninggal dunia lantaran terlambat penanganan. Terkadang masih ada warga yang menganggap DBD adalah penyakit demam biasa," ujar Elffi, Senin (14/11).

Sepanjang tahun 2022, sebanyak 204 kasus DBD yang terdeteksi. Dari jumlah itu, lima diantaranya pasien harus kehilangan nyawa. Selain penanganan pasien, pihaknya intens mengedukasi warga tentang upaya pencegahan penularan DBD hingga melakukan fogging.

"Kami tak bosan-bosannya mengingatkan masyarakat senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dengan menerapkan perilaku 3M. Menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas (sampah). Apalagi fogging hanya efektif membasmi nyamuk dewasa tidak dengan jentik," jelasnya.

Ia meminta warga yang anggota keluarga yang dipapar harus segara dibawa ke Rumah Sakit (RS) atau Puskesmas terdekat. Pasalnya, penyakit DBD ini bisa menular. Selain itu, penderita bisa segera tertangani. Lima kasus meninggal tercatat berasal dari kelurahan Bonggoeya, Anawai, Wua-wua, Watulondo dan Lahundape. (c/win)

  • Bagikan

Exit mobile version