KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Interaksi formal yang mempertemukan para stakeholder, entrepreneur, Forkopimda dan tokoh masyarakat itu dimoderatori oleh Direktur Kendari Pos Irwan Zainuddin. Menurut Irwan, gagasan yang dibangun dari kolaborasi antara Kendari Pos dan Pemerintah Kota Kendari ini adalah perwujudan sinergi pentahelix dari pemerintah, akademisi, swasta, media, dan masyarakat. “Ini adalah momentum bagi kita menguraikan dan merentangkan kembali semua isu-isu sosial di masyarakat Kota Kendari, agar kita harmoni melakukan perubahan ke arah yang lebih baik,” papar Irwan saat mengantar dialog menuju topik pembahasan.

Isu krusial yang mengemuka dalam dialog interaktif itu menyangkut kondusifitas lingkungan masyarakat dan perihal cakupan Jamkesda yang masih sangat minim di cover oleh CSR. Berkapasitas sebagai keynote speaker, Pj. Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu pun berpijak dalam perspektif yang sama, bahwa membangun Kota Kendari menuju konsep kota cerdas (Smart City), dari segala Kendari, KP Para decision maker Kota Kendari berkumpul mencari titik temu untuk memecahkan isu klasik pengembangan perkotaan dalam format coffee morning yang diselenggarakan di Graha Pena Hall, Kendari, Jumat (4/11).

Forum tersebut membawa pesan mendalam “Kendari Bergerak” dengan cita-cita mewujudkan pembangunan kaum urban yang bersih, gesit, ramah, asri dan kondusif. aspek-aspeknya, mulai dari smart government, economy, society, living, environment dan mobility diperlukan kerjasama dan gotong royong oleh semua elemen. “Kita tidak bisa sendiri, kita perlu mengeroyok kota ini, untuk mencapai semua kebaikan-kebaikan yang kita inginkan bersama,” tegas Asmawa.

Dalam dialog yang dihadiri ratusan undangan tersebut, ada beberapa isu juga yang menjadi concern Pemkot Kendari di bawah kepemimpinan Asmawa, diantaranya mengenai pengembangan pariwisata dan bagaimana mengefektifkan program Kendari Terang yang telah diinisiasi oleh pemerintahan sebelumnya. Kemudian yang menjadi “PR” besar bagi seluruh elemen adalah bahu-membahu menciptakan kesadaran individu dan komunal, sebab menjadi sesuatu yang mustahil jika mengharapkan perubahan Kendari yang lebih baik dan maju jika tak dilandasi kesadaran individu. Juga tak luput dari perbincangan ialah terkait penataan kawasan Tugu Religi Sulawesi Tenggara, yang saat ini sedang dalam proses komunikasi dan koordinasi agar pengelolaan aset Pemprov tersebut dapat diserahkan ke pemerintah Kota Kendari.

Hal ini bertujuan agar mengoptimalkan kawasan tersebut sebagai Icon Kota Kendari atau Sulawesi Tenggara. Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Deputi Kepala Perwakilan BI Sulawesi Tenggara, Adik Afrinaldi sebagai pembicara kedua yang mengelaborasi isu-isu perkembangan ekonomi global dan dampaknya bagi perekonomian lokal di Kota Kendari.(agr)