KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi tenggara (Sultra) pada Oktiber 2022 tercatat mengalami penurunan 0,35 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya (September 2022). Hal ini sesuai dengan data yang dikeluarkan Badan pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) secara resmi.
Statistisik Ahli Madya selaku Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Provinsi Sultra Muhammad Amin, mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan pada sejumlah kabupaten di Provinsi Sultra, pada Oktober 2022, NTP tercatat 99,33 atau mengalami penurunan sebesar 0,35 persen dibanding bulan September yang tercatat sebesar 99,68. "Penurunan NTP ini dikarenakan adanya kenaikan indeks harga yang diterima petani (lt) sebesar 0,13 persen, lebih rendah jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (lb) sebesar 0,48 persen, " ujarnya.
Dijelaskan, penurunan NTP Oktober dipengaruhi oleh turunnya NTP di tiga sektor pertanian, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 1,29 persen, subsektor holtikultura sebesar 1,12 persen, dan sub sektor peternakan sebesar 0,42 persen. "Sedangkan subsektor lainya yang mengalami kenaikan yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,21 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,16 persen," terangnya.
Dia menambahkan, pada Oktober lalu secara nasional sebanyak 23 provinsi mengalami kenaikan NTP, sedangkan 11 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. Kenaikan tertinggi tercatat di provinsi Bengkulu yaitu sebesar 3,92 persen sedangkan penurunan terbesar tercatat di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 1,80 persen. "Pada bulan Oktober juga terjadi kenaikan indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) di Sultra sebesar 0,31 persen yang salah satunya disebabkan oleh kenaikan nilai indeks pada kelompok pengeluaran transportasi sebesar 1,44 persen khususnya pada komoditas bensin, tarif angkutan luar kota, tarif ojek motor, oli/pelumas, tarif angkutan bermotor dalam kota, tarif angkutan laut dan tarif service motor,” tutupnya.( rah/b)