Agama dan Negara Saling Mengikat
Oleh : Prof.Hanna (UHO) & Abd. Azis Muslim (Unismuh Makassar)
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Hartford International University (HIU) terdiri dari tujuh fakultas berlokasi di areal seluas 142 hektare yang dikelilingi ruang terbuka hijau serta jalan lebar dengan deretan pepohonan. Sungai Park River mengalir di tengah kampus, memisahkan bagian akademik dan akomodasi. Terdapat sekira 6.000 mahasiswa terdaftar di universitas ini, mewakili 49 negara bagian dan 44 negara di seluruh dunia.
Di universitas ini, kami berdikusi dengan para dosen dari HIU dalam Forum Group Discussion (FGD) terkait pendidikan budaya dan agama sebagai suatu kekuatan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara melalui pendekatan peace building yakni membangun jembatan perdamaian dunia melalui agama.
Dalam diskusi tersebut kami memiliki kesamaan pola pikir bahwa agama bertanggung jawab untuk mengingatkan negara apabila negara tidak melakukan kewenangannya sebagaimana kodratnya. Karena agama-agama adalah pemberi landasan moral, demikian juga pada waktu agama-agama dalam interpretasi praktis keagamaannya melanggar undang-undang dan ketertiban umum.
Agama dan negara mempunyai hubungan yang saling mengikat. Agama mengontrol masyarakat dengan penanaman kebaikan kepada setiap rakyat dalam suatu negara guna menimbulkan keselarasan yang baik dalam berjalannya sistem yang dijalankan oleh negara dengan baik.
Agama membawa nilai-nilai kehidupan bagi manusia, sehingga memberikan pengaruh yang luar biasa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam beberapa golongan masyarakat, agama juga menjadi kebutuhan dasar dari kehidupan kelompok. Agama pun menjadi suatu pedoman yang memuat norma-norma tertentu.
Keberagaman budaya seperti di Indonesia memiliki peran dan fungsi sebagai pembentuk sikap toleransi masyarakat. Semua bentuk dan hasil budaya dari berbagai daerah tidak bisa dibanding-bandingkan. Budaya dari satu daerah sama berharganya dengan budaya daerah yang lain.
Kebudayaan memiliki peran dan fungsi yang sentral dan mendasar sebagai landasan utama dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara karena suatu bangsa akan menjadi besar jika nilai-nilai kebudayaan telah mengakar (deep-rooted) dalam sendi kehidupan masyarakat.
Kunjungan kami selanjutnya adalah markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Melihat secara dekat PBB dan bendera merah putih berkibar sejajar dengan bendera-bendera negara lainnya. Simpulan kami, Indonesia bukan lagi negara yang dilihat sebelah mata, melainkan negara kuat dan sejajar dengan negara-negara lainnya.
Setelah itu, kami menuju Kota Philadelphia. Kota terbesar di negara bagian Pennsylvania, Amerika Serikat. Meskipun bukan merupakan ibu kota negara bagian, Philadelphia merupakan salah satu kota paling bersejarah di Amerika. Terletak di pesisir timur Amerika Serikat dengan jumlah penduduk sebesar 3.642.361 jiwa dan memiliki luas wilayah 116.024 km².
Ibu kota Pennsylvania adalah Harrisburg. Dikatakan kota bersejarah karena disinilah proklamasi kemerdekaan Amerika Serikat ditandatangani Abraham Lincoln pada 8 Juli 1776. Setelah kami mengunjungi Independence Hall, selanjutnya kami menuju ke Isabet Academy, suatu pengelolaan pendidikan agama Islam dengan basis madrasah yang memiliki cabang di seluruh lini dengan sistem pendidikan modern yang mengintegrasikan dua kurikulum yakni kurikulum sekolah umum sebagaimana yang berlangsung di Amerika, dan kurikulum agama yang berfokus pada hapalan dan kajian agama.
Di sekolah ini banyak warga negara Indonesia yang mondok sebagai santri. Di tempat ini kami melakukan workshop tentang pengelolaan madrasah dan pengembangan kurikulum berbasis keagamaan. Kegiatan terakhir yang kami lakukan adalah mengikuti FGD tentang ekonomi syariah dan isu pendidikan global di International Institute of Islamic Thought.
Institut ini adalah pusat keunggulan dalam penelitian pendidikan dan pemikiran Islam yang minat utamanya adalah melakukan penelitian berbasis bukti dalam memajukan pendidikan di masyarakat muslim dan diseminasi penelitian ini melalui publikasi dan terjemahan, pengajaran, rekomendasi kebijakan, dan keterlibatan strategis yang didirikan sebagai organisasi non-denominasi 501(c)(3) nirlaba di Amerika Serikat pada tahun 1981 berkantor pusat berada di Herndon, Virginia, di pinggiran Kota Washington DC.
Dalam forum ini, kesamaan pola pikir yang dibagun adalah keuangan syariah dipercaya sebagai salah satu instrumen yang berperan penting dalam mendukung program pemulihan ekonomi dan mengurangi kemiskinan melalui pemberdayaan usaha/ekonomi masyarakat.
Demikian juga peran ekonomi Islam dalam dunia adalah sebagai penyeimbang antara market and nonmarket mechanisms. Bukan hanya itu, ekonomi keuangan menekankan pada kepemilikan dan pembagian risiko yang dapat diterapkan dalam sistem pendidikan yang baik akan menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul dan membuat suatu negara menjadi maju.
Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara, maka negara tersebut semakin maju. Sebaliknya, semakin rendah kualitas sistem pendidikan suatu negara maka negara tersebut akan terbelakang. Pendidikan merupakan sumber dari segala sumber kemajuan suatu bangsa, karena dengan melalui pendidikan kualitas SDM suatu bangsa tersebut dapat ditingkatkan. SDM merupakan aset utama dalam membangun suatu bangsa, tidak terkecuali bagi bangsa Indonesia.
Peran dari bidang pendidikan untuk kemajuan bangsa negara adalah dengan mendidik para siswa menjadi siswa yang terpelajar. Dengan itulah negara bisa berkembang dan maju dikarenakan adanya orang-orang cerdas dan terpelajar yang berusaha memajukan negara tersebut. (*)
Agama dan Negara Saling Mengikat