-Dinkes Diinstruksikan Awasi Penjualan Obat Sirup
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Kasus gagal ginjal akut di tanah air mengalami peningkatan. Hingga kemarin jumlahnya mencapai 189 kasus dengan korban meninggal sebanyak 90 kasus. Di Kendari, kasus gagal ginjal akut ini belum ditemukan. Kendati demikian, Dinas Kesehatan (Dinkes) diminta waspada dan mengawasi penjualan obat sirup.
Pj Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu mengaku telah menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk mewaspadai kasus gagal ginjal yang mengintai anak. Menurutnya, kondisi tersebut sangat membahayakan keselamatan jiwa anak. Termasuk meminta Dinkes untuk mengawasi penjualan obat sirup yang diduga sebagai penyebab gagal ginjal pada anak.
"Sudah kami sampaikan kepada Kadis Kesehatan bahwa kebijakan Kementerian itu (kewaspadaan penjualan obat sirup) adalah kebijakan pemerintah pusat. Pemerintah daerah harus merujuk ke pusat. Jadi (pencegahan gagal ginjal akut) sudah diantisipasi oleh Dinas terkait dalam hal ini Dinas Kesehatan," ungkap Asmawa Tosepu, kemarin.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, drg. Rahminingrum mengaku telah mendapatkan instruksi terkait kewaspadaan gagal ginjal akut pada anak. Kini pihaknya telah bersiap untuk melakukan pengawasan dilapangan terkait penjualan obat sirup yang diduga sebagai penyebab meningkatkan kasus gagal ginjal akut di Indonesia.
Di sisi lain, pihaknya telah menerima Surat Keputusan dari Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Nomor HK 02.02./2/I/3305/2022 tentang tata laksana dan manajemen klinis gangguan ginjal akut progresif pada anak di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai bagian peningkatan kewaspadaan.
"Surat keputusan ini memuat serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan lain dalam melakukan penanganan terhadap pasien gagal ginjal akut sesuai dengan indikasi medis," kata Rahminingrum.
Rahminingrum meminta peran serta orang tua untuk tidak panik namun tetap waspada. Ia menyerankan orang tua untuk memperhatikan kondisi kesehatan anaknya. "Jika dikemudian hari anak mengalami gejala gagal ginjal akut seperti diare, mual, muntah, demam 3 - 5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk, serta jumlah air seni sedikit bahkan tidak pernah kencing untuk segera dilaporkan kepada petugas medis untuk mendapatkan penanganan," ungkapnya.
Ia turut menginstruksikan seluruh petugas medis dan rumah sakit untuk menghentikan sementara pemberian obat sirup kepada anak untuk mencegah kasus gagal ginjal akut yang kini tengah merebak di tanah air. (b/ags)
Gagal Ginjal Akut
-Serang Anak Usia 6 Bulan-18 Tahun
-Kemenkes Catat 189 Kasus Pertanggal 18 Oktober
-90 Kasus Meninggal Dunia
-Penderita Didominasi Anak Usia 1-5 Tahun
Gejala
-Diare
-Mual
-Muntah
-Demam Selama 3-5 Hari
-Batuk
-Pilek
-Sering Mengantuk
-Volume Air Seni Berkurang (Bahkan Tidak Sama Sekali)
Penanganan
Cukup Kebutuhan Cairan Tubuhnya Anak Sakit (Perbanyak Minum)
Waspadai Perubahan Warna Urine (Pekat atau Kecoklatan)
Bila Volume Urine Berkurang atau Tidak Keluar 6-8 Jam Segera Bawa ke RS
Lima Obat Ditarik BPOM
- Obat Demam Termorex Sirup
- Unibebi Demam Sirop
- Unibebi Demam Drops
- Obat Flu dan Batuk Flurin DMP Sirop
- Unibebi Cough Sirop
Sumber Dinkes Kendari dan JPNN
Data Diolah Kendari Pos
Dalam keterangan tertulisnya, BPOM menyatakan telah melakukan sampling terhadap 39 bets dari 26 obat sirup yang diduga mengandung cemaran EG dan DEG. Hasilnya, terdapat 5 merk yang disebut memiliki kandungan EG dan DEG melampaui ambang batas aman. Mereka pun memerintahkan kepada pihak produsen untuk menarik peredaran obat tersebut.
5 obat sirup yang ditarik peredarannya
- Termorex Sirup (obat demam), produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
- Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
- Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan Dus, Botol Plastik @ 60 ml.
- Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan Dus, Botol @ 60 ml.
- Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan Dus, Botol @ 15 ml.
Pencemaran dari 4 bahan tambahan dalam obat sirup
BPOM menduga cemaran Etilen Glikol dan Dietilen Glikol tersebut berasal dari empat bahan tambahan yang digunakan dalam obat sirup tersebut. Empat bahan tambahan itu adalah propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan gliserin/gliserol.
Keempat bahan tersebut, menurut BPOM sebenarnya bukan merupakan bahan yang berbahaya atau pun dilarang penggunaannya dalam pembuatan obat sirup.
Belum bisa memastikan sebagai penyebab gagal ginjal akut
Meskipun demikian, BPOM menyatakan belum dapat mendukung kesimpulan bahwa penggunaan obat sirup tersebut memiliki keterkaitan dengan kejadian gagal ginjal akut seperti isu yang beredar saat ini.
"Masih ada beberapa faktor risiko penyebab kejadian gagal ginjal akut seperti infeksi virus, bakteri Leptospira, dan multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem pasca COVID-19," tulis BPOM.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan telah meminta tenaga kesehatan untuk tak memberikan obat dalam bentuk cair atau sirup. Hal itu dilakukan setelah banyaknya kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak secara misterius.
Hingga Selasa, 18 Oktober 2022, Kementerian Kesehatan menyatakan terdapat 206 anak dari 20 provinsi yang mengalami gagal ginjal akut. Sebanyak 99 anak diantaranya meninggal. Dugaan Kemenkes, anak-anak tersebut mengalami gagal ginjal karena menggunakan obat sirup.