Perjalanan Akademisi Indonesia ke Amerika Serikat (Bagian 1)

  • Bagikan
Prof. Hanna


Gudangnya Keberagaman, Beretika dan Disiplin
Oleh : Prof.Hanna (Guru Besar FKIP UHO)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pesawat yang kami tumpangi mendarat di Bandar Udara (Bandara) Internasional Narita, 12 Oktober 2022. Tepat pukul 17.55 menit waktu Jepang, setelah terbang tujuh jam dari Jakarta. Transit sejenak. Kami menuju Chicago, Amerika Serikat. Tiba pukul 14.40 waktu setempat. Lalu melanjutkan penerbangan ke Dallas Washington DC, selama tiga jam. Hampir 24 jam di udara, di luar waktu transit. Perjalanan yang sangat panjang.

Tiba di Dallas Washington DC, kami dijemput staf kedutaan menuju hotel. Sang staf mengapresiasi kami diterima masuk ke Amerika. "Berarti bapak/dan ibu termasuk orang yang hebat. Dari sudut akademisi, dari sudut financial, dan yang paling utama dari aspek etika dan sosial," ujarnya.

Kami delegasi akademisi Indonesia yang diundang menghadiri Forum Group Discussion (FGD) dengan Internasional Taxes Centre tentu heran. Saya pun bertanya mengapa demikian? "Banyak orang pintar. Banyak orang berduit dan merasa dirinya beretika, tetapi ditolak masuk Amerika. Orang kaya, orang pintar bukan jaminan bisa masuk Amerika, tapi orang yang masuk Amerika pasti orang pintar, orang berduit dan orang beretika," jawab staf kedutaan tersebut.

Saya lalu teringat kenyataan yang dialami oleh rekan dari grup kami yang mendapat undangan dari beberapa perguruan tinggi di Amerika untuk visiting study. Grup kami berjumlah 24 orang. Namun hanya 8 orang yang lolos wawancara di Kedutaan Amerika di Jakarta.

Mungkin anda dan saya sepakat kalau Amerika itu adalah negara adikuasa, yang memiliki segala-galanya. Namun sekarang sudah sangat protektif. Terutama dari beberapa negara tertentu.

Penduduk Amerika mayoritas imigran. Pemerintah Amerika sangat memperhatikan imigran, termasuk warga negara Indonesia yang banyak bermukim di sana selama puluhan tahun. Bahkan sudah menjadi warga negara Amerika. Berkunjung ke Amerika memang sangat didambakan semua orang.

Sebagai gudangnya keberagaman, Amerika Serikat kaya akan suku dan ras. Banyak orang yang memilih pindah dan punya keinginan untuk menetap di negara ini. Banyak keluarga dengan kultur dan budaya yang beragam.

Pada umumnya orang-orang Amerika sangatlah unik, anda bisa bertemu dengan orang-orang yang berbeda 180 derajat. Menyaksikan langsung mereka bersosialisasi atau menjalani hidup akan memberikan pengalaman berharga untukmu. Amerika Serikat biasa disebut tempat-tempat tersembunyi karena negara ini menyimpan pesona tersembunyi di setiap tempat.

Karena beragamnya maka masyarakatnya, jenis kulinernya pun sangat beragam. Restoran-restoran tak hanya menyajikan menu kuliner asli Amerika, namun jenis-jenis menu dari negara lain. Ada banyak pemandangan alam yang bisa anda temui di sini. Nyaris tak ada yang buruk seperti pegunungan, deretan bukit, ladang pasir dengan kaktus dan tentunya pantai.

Tinggal anda tentukan, destinasi mana yang menarik yang ingin dieksplore, seperti patung Liberty, air terjun Niagara, time square, Word Trade Center (WTC) yang saat ini menjadi Freedom Tower.

Ada satu prinsip yang menjadi ikon di Amerika yakni melihat pemandangan hidup yang berbeda. Anda mungkin tidak akan menetap dan merasakan pengalaman hidup di sana dalam waktu relatif lama, namun melihat langsung kehidupan di sana, you’ll be inspired.

Amerika adalah tempat sempurna untuk menetap jika kamu mencintai keberagaman. Yang paling keren dari Amerika Serikat adalah setiap tempat bisa memiliki karakternya sendiri-sendiri. Kendati Amerika menarik, saya memegang teguh pepatah "daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri". Saya mau katakan sesenang dan semenarik apapun mengunjungi negara lain, tentu menikmati alam kita sendiri jauh lebih nikmat.

Berkunjung ke negeri lain, kita hanya menikmati proses belajar dan menggali sejarah dan tradisi negara-negara lain. Hal itu merupakan sikap bijak dalam bingkai pengembangan ilmu pengetahuan.

Kami juga mengunjungi beberapa negara bagian di Amerika Serikat. Saya melihat orang Amerika hidup dalam beberapa cara. Di Washington DC misalnya, kehidupan masyarakatnya tampak sangat beradab, beretika dan sangat disiplin.

Ketika kami diundang menghadiri FGD Internasional Taxes Centre di Gedung Metropolitan, hampir semua ditolak, sebab tidak memakai dasi. Setelah negosiasi dan meyakinkan panitia bahwa baju batik adalah pakaian formal dari Indonesia, kami pun diterima dan menghadiri FGD.

Di daerah Chicago, negara bagian yang mengembangkan neutika dimana pelayanan-pelayanan tentang pesawat udara dipusatkan. New York adalah negara bagian yang menjadi pusat pengembangan bisnis dunia. Terdapat pusat perdagangan terkenal dunia seperti WTC.

Selain itu, pusat pengembangan wisata alam yang paling terkenal yakni Niagara Fals di East Coast USA adalah salah satu destinasi impian banyak orang. Lebih dari enam juta kubik (168.000 m3) air per menit dijatuhkan dan ini merupakan air terjun yang paling kuat. Itulah yang membuat air terjun ini spektakuler. Padahal ketinggiannya hanya sekira 50-an meter, tapi memang sangat lebar.

Pittsburgh, kota dibagian timur Amerika, pusat pengembangan pendidikan dasar dan menengah. Alumni Universitas Pittsburgh banyak tersebar di Indonesia. Universitas Pittsburgh, sebuah universitas riset negeri yang terletak di Pittsburg Pennsylavia.

Hartford International University yang berada di Kota Hartford. Karena universitas ini mengkaji tentang seminari maka Kota Hartford menjadi salah satu kota pengembangan budaya dan agama. University of Hartford (UHart) adalah universitas swasta berlokasi di West Hartford, Connecticut, AS yang menawarkan pilihan program S1,S2 dan S3 yang komprehensif. Hartford adalah salah satu kota tertua di AS. Kota ini berlokasi di antara New York City dan Boston, sekitar dua jam perjalanan antara dua kota tersebut. Bersambung

Gudangnya Keberagaman, Beretika dan Disiplin

  • Bagikan

Exit mobile version