KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Persoalan stunting di Kabupten Bombana, menjadi perhatian serius pemerintah setempat. Berdasarkan hasil survei tim Elektronik Pencatatan Pelaporan Berbasis Masyarakat (EPPGM), prevalensi stunting di Bombana berada urutan terendah ketujuh se Sultra. Kasus stunting akan didata ulang, guna menguji keabsahan hasil survei itu.
Pejabat Bupati Bombana, Ir. Burhanuddin mengajak seluruh jajaranya di tingkat atas maupun tingkat bawah untuk bergotong royong menekan angka stunting di Bombana. Salah satunya dengan melakukan intervensi atau pencegahan, terjadinya stunting.
Pihaknya juga bakal mendorong adanya regulasi yang mengatur terkait penanganan stunting di daerah. Aturan itu nantinya bakal menjadi acuan bagi daerah untuk menyiapkan anggaran di Desa, khususnya terkait dengan pencegahan dan penanganan stunting di Bombana.
“Misalnya, dengan rutin memberikan makanan tambahan bagi ibu hamil, intens memberikan sebaran informasi yang bersifat edukatif terkait dengan cara-cara pencegahan stunting, hingga bahaya stunting,”ungkapnya, saat melakukan pertemuan persamaan persepsi pengukuran tinggi dan berat badan anak, bersama tim pakar, petugas gizi dan bidan Desa.
Burhanuddin meminta dinas terkait untuk melakukan pendataan kembali prevelensi stunting di Bombana secara riil. Sebab, menurutnya berdasarkan pantauan terkini, prevelensi stunting Bombana yang berada di angka 26,8 persen terbilang tinggi.
“Data ini perlu kita cek kembali. Apakah, data dan fakta di lapangan atau berbeda. Sebab, setelah melihat kondisi di lapangan, tidak sebanyak itu. Untuk itu, saya meminta dinas terkait, mencari tahu terlebih dahulu indikator-indikator apa saja yang digunakan, sehingga kita bisa menentukan anak ini stunting,” tuturnya
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Bombana, Abd Azis mengungkapkan, prevelensi stunting Bombana berdasarkan survei dari Elektronik Pencatatan Pelaporan Berbasis Masyarakat (EPPGM) yang diturunkan lngsung di daerah. Pihaknya mengaku, survei yang dilakukan tersebut sama sekali tidak melibatkan dinas terkait. Sehingga, indikator yang digunakan dalam survei tersebut tidak diketahui.
“Saat ini, kami akan berkoordinasi dengan tim penyurvei untuk melakukan persamaan persepsi, khususnya terkait dengan indikator penilaian, penggunaan alat pengetesan stunting dan lainya. Sehingga, jika hal itu diketahui, akan lebih mudah untuk mengatasi persoalan stunting di Bombana,” pungkasnya. (idh/b).