KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Memperingati hari perpustakaan sekolah sedunia yang jatuh pada tanggal 18 Oktober 2022, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra, bekerjasama dengan Nyalanesia, menggelar festival literasi Sulawesi Tenggara. Helatan ini merupakan keberhasilan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara yang mempelopori acara literasi ini dan terbilang sukses. Pasalnya gelaran ini pertama kali dilakukan di bumi Anoa. Kemarin acara tersebut dihadiri 90 guru koordinator, 90 siswa perwakilan juara 1 persekolah, masing-masing kepala sekolah dari 90 sekolah serta para kepala diknas/KCD di 17 kabupaten/kota di daerah ini secara virtual.
Kadis Dikbud Sultra, Drs.Asrun Lio, M.Hum, PhD, merupakan pemrakarsa kegiatan festival tersebut. Targetnya Festival Literasi sekolah untuk pendidikan SULTRA sesuai visi misi pemerintah daerah. Berkat program Kadis Dikbud Saat ini tercatat kurang lebih 120 sekolah aktif literasi nasional dalam program GSMB. Sesuai dengan pencanangan di setiap sekolah harus ada gerakan literasi. Hal tersebut dibuktikan dengan karya-karya dari siswa, guru dan lainnya. Kurang lebih 4600 karya tercipta baik dari karya siswa maupun guru di festival literasi ini. Karya tersebut diharapkan dapat berpengaruh besar pada dampak psikologis siswa, khususnya dalam pembentukan karakter menghadapi peradaban generasi bangsa menuju generasi emas Indonesia.
Sebelum acara puncak, sudah dilakukan sayembara yang pesertanya dari 90 sekolah, yaitu 90 orang guru dan 90 siswa. Hasilnya dua orang terpilih menjadi dua pembicara terpilih (Nyala Talks), yaitu Satriana, S.Pd,M.Pd dari SMAN 11 Kendari mewakili guru dan Mey Nur Fadhilah dari SMAN 2 Konsel mewakili siswa. Mereka berdua masing-masing kemarin tampil dalam event festival literasi sekolah tersebut.
Menurut Satriana, yang juga korwil kegiatan, perpusatakaan merupakan jantung sebuah sekolah, untuk itu pihak perpustakaan harus selalu berinovasi dan berkreasi untuk menciptakan perpustakaan yang nyaman, terbutuhkan sehingga siswa terpancing untuk berkunjung dan berkarya. "Di sekolah kami di SMAN 11 sudah melakukannya. Kami membuat beberapa metode barcode dalam pengelolaan perpustakaan, hingga para siswa mampu berkarya. salah satu karyanya yaitu "KIOS PHONE" atau KIOS POHON Elektronik," terang Satriana yang juga Kepala Perpustakaan di SMAN 11 Kendari.
Demikian Kepala Kantor Bahasa Provinsi Sultra, Dr. Uniawati, S.Pd,M.Hum, yang didaulat membawakan sambutan mengatakan, bila dirinya mengapresiasi kegiatan festival literasi tersebut. Menurutnya minat baca dan tulis harus dibudayakan, bukan hanya pemerintah yang punya tanggung jawab melakukan sosialisasi, tapi seluruh masyarakat. "Dari data yang ada, secara internasional tingkat literasi Indonesia menduduki peringkat ke - 71 dari 77 negara di dunia. Itu artinya tingkat literasi kita masih sangat rendah, hal itu menjadi perhatian kita semua untuk meningkatkan tingkat literasi di negeri ini,"terangnya.
Menurut Uniawati, pihak kantor bahasa prov Sultra, sudah melakukan gerakan literasi nasional dengan melakukan banyak hal sebagai upaya. Diantaranya dengan sering menggelar kegiatan dengan menggandeng masyarakat, baik pemuda, kumunitas, bahkan perlombaan, yang memancing mereka untuk membiasakan budaya membaca dan menulis," papar Uniawati.
Demikian disampaikan founder Nyalanesia, Lenang Manggala, yang mensuport kegiatan festival literasi ini, terutama guru-guru inspiratif dengan berbagai inovasinya telah mempengaruhi banyak orang, khususnya siswa guna gemar membaca dan menulis. "Semoga dari kegiatan ini dapat menciptakan interaksi dalam membentuk apresiasi karya tulis bagi siapapun," pungkasnya.
Seperti diketahui kegiatan ini diikuti oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan se Sultra, Kepala Dinas Pendidikan kabupaten/kota se Sultra,Kepala Sekolah jenjang SD/SMP/SMK se-provinsi. Kepala MTs/MA se provinsi, Kepala kanwil Kemenag Sultra, kepala kantor Kemenag kota, Kepala BPMP Sultra, Kepala MKKS Kota Kendari, serta pihak -pihak yang tergabung dalam helatan festival literasi sekolah tersebut.(lis/adv)