Rakor komoditas strategis pertanian yang baru-baru ini digelar Pemprov salah satu ikhtiar menjaga stabilitas ekonomi demi menghadapi potensi resesi 2023. "Tanah dan laut (kekayaan SDA,red) kita itu sangat besar potensinya. Dengan memanfaatkan potensi itu dan dijalankan dengan baik, saya yakin itu menjadi pondasi dan penopang ekonomi Sultra jika resesi ekonomi terjadi," ujar Lukman Abunawas.
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sultra ini menambahkan, selain pemanfaatan potensi yang dimiliki, masyarakat harus menggunakan dana bantuan yang telah diberikan pemerintah sebaik mungkin. Baik Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan Dana Desa (DD) dan program sosial lainnya. "Bantuan itu sebagai antisipasi pelemahan ekonomi masyarakat, apalagi pasca Covid-19. Dengan begitu, ekonomi masyarakat tetap stabil," ungkapnya.
Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Provinsi Sultra, Aksan Jaya Putra (AJP), mengakui indikasi resesi sudah muncul. "Contohnya, kondisi nilai tukar dolar terhadap rupiah sudah semakin tinggi yaitu berada diangka Rp15-an ribu," ujarnya kepada Kendari Pos, Senin (17/10), kemarin.
Menurutnya, pemerintah harus lebih sigap mengantisipasinya dengan mengeluarkan kebijakan yang sifatnya meningkatkan ekonomi masyarakat. "Selain itu, memaksimalkan kegiatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat. Saya yakin pemerintah tentu sudah mengantisipasi lebih awal potensi terjadinya resesi," ungkap politisi Partai Golkar yang karib disapa AJP itu.
Jika resesi terjadi, AJP meminta pemerintah pusat segera menyampaikan kesiapan yang harus dilakukan di daerah. Sebab, pemerintah pusat yang mengontrol ekonomi secara keseluruhan di daerah-daerah. Misalnya, percepatan realisasi belanja yang berhubungan dengan program kegiatan masyarakat.
"Apalagi terkait belanja modal, harus segera terserap. Khususnya yang berkaitan langsung kegiatan di masyarakat. Karena kalau ini tidak diantisipasi maka kita akan terjerumus dalam gelombang resesi itu," kata AJP. (jib/kam/b)
ANCAMAN RESESI 2023
ADA SINYAL
-Ekonomi dunia dalam bayang-bayang resesi pada tahun 2023
-Indonesia, termasuk Provinsi Sultra tak luput dari ancaman resesi global
-Sinyal potensi ekonomi dunia resesi diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani
-Sinyal itu adanya tren kenaikan suku bunga acuan secara bersamaan
-Sinyal resesi lainnya adanya inflasi tinggi bersamaan kenaikan suku bunga acuan
-Kondisi itu berpotensi membuat kinerja perekonomian dunia melemah
-"Melawan" resesi menjadi urusan pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia
ANTISIPASI
-Ancaman resesi dalam antisipasi Gubernur Sultra Ali Mazi dan Wakil Gubernur Lukman Abunawas
-Antisipasi gubernur melalui kebijakan penguatan pondasi ekonomi Sultra
-Selain itu, memanfaatkan potensi komoditas unggulan daerah secara maksimal
-Komoditas tersebut seperti perikanan, pertanian, perkebunan dan lainnya
-Gubernur mendorong semua OPD Pemprov Sultra untuk memaksimalkan potensi SDA
-Optimalisasi potensi meminimalisir dampak jika terjadi resesi ekonomi
OPTIMISTIS HALAU RESESI
-Gubernur Ali Mazi optimistis menghalau dan mengatasi ancaman resesi
-Sultra sudah pernah mengalami resesi akibat pandemi Covid-19,
resesi ekonomi 2008 dan krisis moneter 1998
-Gubernur berharap, potensi resesi ekonomi 2023,
dapat dihadapi, diatasi dan dicarikan solusinya
-Potensi kekayaan SDA Sultra sangat besar
-Dengan potensi SDA itu menjadi pondasi dan penopang
ekonomi Sultra dari resesi ekonomi
-BLT dari pemerintah yang tepat sasaran akan membantu hadapi ancaman resesi
DPRD SULTRA
-Komisi II DPRD Sultra mengakui indikasi resesi sudah muncul
-Contohnya, nilai tukar dolar terhadap rupiah semakin tinggi, sekira Rp15-an ribu
-Pemerintah harus lebih sigap mengantisipasi potensi resesi
-Misalnya, mengeluarkan kebijakan yang sifatnya meningkatkan ekonomi masyarakat
-Memaksimalkan kegiatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat
-Percepatan realisasi belanja yang berhubungan program kegiatan masyarakat
-Terutama belanja modal, harus segera terserap
SUMBER : PEMPROV DAN DPRD SULTRA
