Lagi, Seorang Pasien di Kendari Meninggal Gegara DBD

  • Bagikan
Elffi

Penyebaran penyakit DBD kata dia, harus menjadi perhatian. Sebab nyamuk Aedes Aegypti sangat mudah berkembangbiak. Untuk itulah, masyarakat diminta menjaga kebersihan lingkungan dengan menerapkan perilaku 3M yakni rajin menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas (sampah). Pasalnya, fogging hanya membasmi nyamuk dewasa tidak mempan ke jentik.

"Yang paling penting dilakukan yakni menghilangkan tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. Jika dalam keluarga ada yang terpapar DBD, segera dibawa ke rumah sakit agar tidak menular ke anggota keluarga yang lain," sarannya.

Di sisi lain, Elffi kembali meningatkan warga tak menganggap enteng jika merasa demam. Bisa saja, itu merupakan gejala DBD. Pasalnya, sebagian besar kasus kematian DBD disebabkan keterlambatan penanganan. "Lima kasus meninggal berasal dari kelurahan Bonggoeya, Anawai, Wua-wua, Watulondo dan Lahundape," pungkasnya. (b/win)

Kasus DBD 2022
Januari-September 201 Kasus, 5 Kasus Meninggal
Agustus 15 Kasus
September 17 Kasus, 1 Kasus Meninggal

Kasus Kematian (Keterlambatan Penanganan)
-Bonggoeya
-Anawai
-Wua-wua
-Watulondo
-Lahundape

  • Bagikan

Exit mobile version