KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Pemkab Buton kembali duduk bersama warga di alun-alun Takawa, pada akhir pekan lalu. Kali ini tema pembahasannya adalah sektor pertanian dan perikanan. Pertemuan itu dimanfaatkan warga untuk menyoroti pemerintah yang dianggap "main mata" dalam menyalurkan bantuan selama ini.Baik itu bantuan rumpon dan kapal nelayan untuk perikanan dan pembukaan jalan tani untuk pertanian.
"Ini bantuan untuk siapa, katanya untuk nelayan, tapi yang dapat bukan nelayan. Begitu kita telusuri, titipan pimpinan. Mungkin karena dia tim sukses. Praktik seperti ini merugikan masyarakat, kami keberatan tapi tidak tahu mau mengeluh pada siapa," ungkap seorang warga.
Selain urusan bantuan, pengawasan pemerintah di pesisir juga dinilai lemah. Banyak pelaut luar yang mengambil ikan bahkan sangat dekat dengan pemukiman warga. "Belum lagi jatah solar untuk nelayan, itu malah dijual ke kontraktor. Tolong pihak dinas teknis lebih serius lagi mengurus nelayan," sorot nelayan lainnya.
Camat Siontapina, Ridwan, juga menyampaikan aspirasi warganya yang mengeluhkan usulan jalan tani yang tak kunjung direalisasikan hingga kini. Padahal desa-desa lain, meski petaninya sedikit, bisa punya akses tersebut. "Di Desa Labuandiri, itu ada HKM di sana (Hutan Kemasyarakatan) sudah perlu ada jalan tani. Tapi sampai kini, belum ada," katanya.
Sekretaris Kabupaten (Sekab) Buton, Asnawi Jamaludin yang memimpin acara Ngopi Wa Engran itu, meminta kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bersangkutan, untuk benar-benar mencatat semua masukan warga dan harus memperlihatkan perbaikan sesegera mungkin. Fakta-fakta di lapangan seperti itu tidak boleh terulang. "Kadis Pertanian dan Perikanan, ini jangan sampai diabaikan. Harus dicatat, dan saya juga akan laporan ke bupati," tegas Asnawi Jamaludin. (c/lyn)