KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Masalah stunting dan perkawinan anak merupakan persoalan nasional yang terjadi pada sejumlah daerah di tanah air. Untuk mencegah meningkatnya hal tersebut di Kabupaten Kolaka, maka 'Aisyiyah Kolaka menggelar program inklusi di Bumi Mekongga. Kick off kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Kantor Bappeda Kolaka, Sabtu (1/10). Koordinator Program Inklusi Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah, mengungkapkan, kegiatan tersebut merupakan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Australia. ‘Aisyiyah menjadi mitra programnya. Kata dia, program tersebut merupakan salah satu upaya kontribusi ‘Aisyiyah pada tujuan pembangunan yang berkelanjutan (SDGs) dan juga diharapkan dapat berkontribusi pada capaian pembangunan daerah.
"Harapannya, program inklusi ini dapat menguatkan sinergi multipihak bagi capaian pembangunan daerah. Jadi melalui program inklusi ini dapat semakin menguatkan sinergi multipihak termasuk dengan Pemerintah Daerah hingga Desa, juga tokoh masyarakat dan organisasi masyarakat lainnya untuk dapat berkontribusi bagi capaian pembangunan daerah," ujar Tri Hastuti Nur Rochimah.
Ia menjelaskan, program inklusi ‘Aisyiyah memiliki lima isu utama program yakni upaya penurunan stunting, pencegahan perkawinan anak, pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR), peningkatan partisipasi perempuan, dan pemberdayaan ekonomi. Tri menyebutkan, program itu juga menerapkan prinsip Gender Equality Disability Social Inclusion (GEDSI) untuk memastikan tidak ada satupun elemen masyarakat yang tertinggal dalam pembangunan. “Jadi kedepan akan lebih banyak masyarakat marjinal berpartisipasi dan mendapat manfaat dari keputusan tentang pembangunan sosial budaya, ekonomi, dan politik Indonesia,” harapnya.
Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Kolaka, Hj. Andi Tenri Gau menambahkan, untuk menyukseskan program itu, pihaknya melakukan pelatihan bagi para kader yang kelak akan mengawal keberlangsungannya di tingkat komunitas. Kata wanita yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Kolaka tersebut, ada 50 orang kader yang diikutkan dalam pelatihan. "Berasal dari enam desa dampingan yakni Desa Ulaweng, Konaweha, Ulu Baula, Puulemo, Tikonu dan Sabiano. Para kader ini merupakan perempuan yang akan menjadi agen penggerak pembangunan di tingkat komunitas dan tingkat desa," beber Tenri.
Sementara itu, Bupati Kolaka, H. Ahmad Safei yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, memberikan apresiasi kepada organisasi wanita Muhammadiyah tersebut. "Kegiatan yang diinisiasi oleh PDA Kolaka ini sejalan dengan visi misi dan program prioritas Bupati Kolaka," tutur Safei. (b/fad)