--Janji Tata Infrastruktur Pendidikan Lebih Baik
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Setelah mengumpulkan guru-guru secara formal dalam acara silaturahmi beberapa pekan lalu, Pj. Bupati Buton, Basiran, kembali mengundang para pegiat pendidikan tersebut dalam forum yang lebih santai dan terbuka. Merekalah yang mengisi ruang Ngopi Pagi Warga Bersama Basiran (Ngopi Wa Engran), akhir pekan lalu di Takawa. Basiran menyerap aspirasi warga, guru dan komunitas pendidikan. Sejumlah masalah yang disuarakan adalah soal banyaknya bangunan sekolah yang rusak. Di waktu bersamaan, sekolah lain mendapat sokongan dana alokasi khusus (DAK) tapi kondisinya tak lebih buruk daripada sekolah lain. Selain itu, soal kurangnya perhatian pemerintah terhadap sekolah penggerak. Karena masih banyak yang belum punya jaringan internet sementara banyak hal yang harus diselesaikan secara digital.
"Ada sekolah di Wolowa, Pak. Plafonnya sudah jatuh-jatuh, kami sudah menginput di Dapodik tentang kondisi sekolah tapi tidak ada perbaikan sampai sekarang, malah yang sudah tidak ada lahannya tetap dapat anggaran untuk bangun ruang kelas baru. Artinya apa, kadang kita membangun berdasarkan keinginan, bukan kebutuhan," ungkap salah seorang guru yang hadir. Keluhan senada juga disampaikan salah seorang warga yang berkomentar melalui siaran live streaming Pemkab Buton dalam kegiatan itu. "Sekolah rusak juga ada di Siontapina pak," pesan warga itu yang dibaca langsung oleh Pj. Bupati.
Basiran pun berjanji akan menata kembali pendidikan di Kabupaten Buton. Menurutnya, ada tiga aspek untuk memastikan dunia pendidikan berkembang maju ke depan. Pertama sarana dan prasarananya yakni soal gedung sekolah dan jaringan internet. "Kedua, masalah sumber daya, yakni guru-guru. Cukup tidak, jangan sampai hanya kepala sekolahnya yang PNS selebihnya honorer, bagaimana kesejahteraan mereka. Terakhir soal kurikulumnya. Sudah dipahami dengan baik atau belum. Semua akan kita pastikan bisa mendapat perhatian," janjinya.
Dalam kesempatan itu, Basiran juga menyinggung soal pengurusan berkas sertifikasi, kenaikan pangkat dan lainnya di Diknas. Infonya kata Basiran ada 'tip' yang disertakan jika ingin urusannya mulus. "Itu laporan langsung. Saya sudah panggil Sekdinnya, saya tidak mau cari tahu karena kejadiannya sebelum ada saya. Tapi sekarang, saya pastikan itu tidak terjadi lagi," katanya. Menjawab hal itu, Sekretaris Dinas Pendidikan, Nanang Lakaungge, mengaku sudah melakukan tindak lanjut atas arahan bupati. Mulai saat ini kata dia, tidak ada lagi pemberkasan manual di dinas. Semua bisa dilakukan guru dari rumah atau sekolah. "Saya umumkan di tempat ini, kami sudah membuat email dan nomor WA khusus dalam menerima berkas-berkas guru untuk kebutuhan administrasi baik sertifikasi, PPG dan kenaikan pangkat ataupun lainnya. Ini akan menutup peluang Pungli," katanya yang disambut riuh tepuk tangan para guru. (b/lyn)