Oleh: H. M. Radhan Algindo Nur Alam
Penulis adalah Ketua MPC Pemuda Pancasila Konawe Selatan
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Saat warga Australia berpikir tentang tujuan liburan manca negara, saya ingin Indonesia berada di daftar teratas yang harus mereka kunjungi. Lebih dari satu juta turis Australia berkunjung ke Indonesia setiap tahunnya. Saya ingin melihat turis Australia juga mengunjungi seluruh Nusantara. Saya ingin warga Australia untuk menikmati matahari terbit di Gunung Bromo, menikmati sedapnya makanan Padang dan menyaksikan matahari terbenam di Borobudur. Saya ingin semua warga Australia menyaksikan Indonesia yang telah saya temukan selama satu tahun terakhir.
Indonesia yang kaya akan kebudayaan, penuh dengan keindahan alam serta keramahtamahan yang hangat, H.E. Paul Grigson. Kalimat diplomat yang pernah menjabat sebagai Duta Besar Australia untuk Indonesia tersebut langsung menggelitik saya. Paul hanya menyebut tempat-tempat wisata yang sudah mainstream.
Tempat yang sebenarnya sudah sering dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun manca negara.
Tidak ada satu tempat wisata pun di Sulawesi Tenggara yang disebutnya. Saya mencoba berpikir positif bahwa Paul mungkin tidak sempat untuk menyebut satu per satu tempat wisata dari Sabang sampai Merauke yang jumlahnya bisa mencapai ribuan, bahkan jutaan.
Soal destinasi wisata, Sulawesi Tenggara bisa disebut tidak kalah dengan daerah-daerah lain di Nusantara. Banyak tempat-tempat indah nan elok rupawan di Bumi Anoa. Yang paling terkenal tentu saja Taman Nasional Wakatobi. Tempat ini bahkan sempat disebut-sebut sebagai surga bawah laut oleh sebagian kalangan. Pun dengan kota dan kabupaten lain di Sulawesi Tenggara, juga memiliki keindahan alam yang tak kalah menarik.
Konawe Selatan bisa menjadi salah satu tujuan wisata yang seharusnya tidak dilewatkan begitu saja. Kekayaan alamnya begitu melimpah dan akan membuat siapa saja terpesona. Sebagian tempat juga masih belum banyak terjamah. Kita bisa mendapatkan pesona yang masih asri dan juga terjaga keindahannya.
Beberapa waktu lalu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, bersama Anggota Komisi X DPR RI, Hj. Tina Nur Alam, mengunjungi destinasi wisata Air Terjun Moramo di Desa Sumber Sari, Kecamatan Moramo, Konawe Selatan. Pak Menteri mengaku sangat terpukau dengan keindahan air terjun yang memiliki susun sepuluh ini.
Desa Sumber Sari juga masuk dalam 50 besar desa wisata tingkat nasional, bersaing dengan desa-desa wisata terbaik lain dari seluruh Indonesia. Sebuah prestasi membanggakan yang patut kita dukung keberlanjutannya.
Ketika memimpin Sulawesi Tenggara beberapa tahun lalu, ayah saya Nur Alam, memiliki keinginan provinsi ini juga mampu menggeliatkan pembangunan pariwisata. Salah satu yang beliau lakukan adalah menginisiasi pembangunan Masjid Al Alam di Kendari.
Selain sebagai pusat syiar dan tempat beribadah umat Islam, ayah saya berharap Masjid Al Alam juga menjadi destinasi wisata reliji di Sulawesi Tenggara.
Saya mengutip pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Menurutnya, sejalan dengan tujuan pembangunan kepariwisataan, pemerintah mengembangkan desa wisata yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, serta memajukan kebudayaan.
Pengembangan desa wisata juga merupakan salah satu bentuk percepatan pembangunan desa secara terpadu untuk mendorong transformasi sosial, budaya, dan ekonomi desa. Karena itu, tiap daerah dan desa perlu mencermati potensi yang dimilikinya untuk diangkat dan dikembangkan agar memberikan nilai tambah manfaat serta menghasilkan produktivitas yang tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Target tersebut tentu perlu dibarengi dengan pembenahan sektor lain, khususnya infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia.
Saat ini, bukan hal mudah bagi kita untuk mencapai tempat-tempat wisata di Konawe Selatan. Akses jalan dan ketersediaan sarana transportasi umum menjadi kendala utama. Jalanan yang rusak parah tentu bukan barang yang layak untuk kita pamerkan kepada turis manca negara maupun lokal.
Haruskah kepala daerah setempat hanya diam saja dengan fenomena yang terjadi tersebut? Jika beralasan bahwa jalan tersebut adalah jalan provinsi yang kewenangannya berada di tangan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara atau berstatus jalan nasional yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, mengapa kepala daerah setempat tidak meminta kepada mereka yang memiliki kewenangan untuk memperbaikinya?
Konawe Selatan tidak hanya memiliki Air Terjun Moramo. Ada banyak destinasi wisata lain yang bisa “dijual” dan memiliki kualitas keindahan kelas internasional.
Di Kecamatan Laonti, Desa Namu yang terkenal dengan keindahan laut dengan hamparan pasir putih, terumbu karang, suasana tenang, dan air terjun cukup sayang untuk dilewatkan. Hamparan pasir putih sekitar satu kilometer lebih, begitu terjaga dari tangan jahil penambang.
Kala matahari cerah, hamparan pasir bak permadani memanjakan pengunjung menikmati sinar matahari pagi.
Bagi penyuka aktivitas selam, sekitar 10 menit berperahu dari bibir pantai, surga bawah laut menawarkan keindahan tiada tara. Terumbu karang hasil revitalisasi masyarakat melambai mengajak kita berswafoto di kedalaman laut.
Ada pula destinasi wisata unik volcano site dive atau selam air panas yang terletak di laut Desa Tambeanga, Kecamatan Laonti.
Selain snorkeling dan diving, aktivitas lain yang bisa dilakukan di sini adalah bersantai di hammock yang dipasang di batang pohon rindang di pinggir pantai.
Pantai ini sangat indah dan belum diberi nama. Bahkan belum ada toilet umum ataupun warung makan. Meski begitu penduduk di desa ini sangat ramah. Wisatawan bisa tinggal di rumah warga dan dilayani dengan baik, bahkan dibakarkan ikan yang masih segar.
Tapi perjalanan menuju Kecamatan Laonti bukanlah hal yang mudah.
Bisa dikatakan “tidak ada” jalan darat yang menghubungkan Kecamatan Laonti dengan kecamatan sekitarnya. Satu-satunya alat transportasi menuju Kecamatan Laonti adalah melalui jalur laut dari Kecamatan Moramo atau dari Kota Kendari. Padahal Kecamatan Laonti berada di daratan yang tersambung dengan wilayah lain di Pulau Sulawesi. Miris sekali bukan?
Pengembangan sumber daya manusia juga menjadi hal penting untuk diperhatikan untuk meningkatkan pembangunan pariwisata.
Ketika nanti Air Terjun Moramo dan destinasi wisata lain di Konawe Selatan mulai dilirik turis, terutama manca negara, masyarakat yang berinteraksi secara langsung di lapangan juga harus siap.
Butuh pelatihan-pelatihan untuk meng- up grade skill masyarakat sekitar tempat-tempat wisata tersebut.
Pelatihan bisnis perhotelan (tentu dalam skala kecil berupa home resort), kuliner, suvenir, dan sebagianya, terutama pelatihan bahasa asing (diutamakan Inggris dulu sebagai bahasa yang paling banyak dipakai di seluruh dunia).
Saya yakin Konawe Selatan pasti bisa! Konawe Selatan memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang kredibel untuk mendukung pembangunan pariwisata. Mengapa saya yakin? Karena Konsel Kampung Kita! (***)