Mereduksi Angka Stunting
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Ketua Umum Dharma Pertiwi, Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati, menjejak bumi Sultra, Jumat (16/9), kemarin.
Istri Panglima TNI Jenderal Muhammad Andika Perkasa itu dalam rangka kunjungan kerja (Kunker). Gubernur Sultra Ali Mazi mendampingi Ketua Umum Dharma Pertiwi yang karib disapa Ibu Hetty. Menurut Ibu Hetty, angka stunting di Sultra masih membutuhkan penanganan optimal. Sinergi semua stakeholder sangat dibutuhkan dalam upaya mereduksi angka stunting.
"Dalam penanganannya membutuhkan sinergi dengan elemen pemerintah agar bisa berkolaborasi dalam percepatan penurunan angka stunting," ujarnya, Jumat kemarin.
Ketua Umum Dharma Pertiwi Ibu Hetty mengatakan, program percepatan penurunan angka stunting bagian dari tindaklanjut MoU antara Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan Dharma Pertiwi Pusat. Tercatat terdapat tujuh provinsi dengan angka stunting tinggi yakni NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Aceh.
Tak hanya soal akselerasi penurunan stunting, Ibu Hetty juga memotivasi dan mengedukasi ibu-ibu calon peserta Keluarga Berencana (KB) di Rumah Sakit Korem dr. Ismoyo. Ibu Hetty mengaku telah melakukan Keluarga Berencana Metode Operasi Wanita (MOW) atau tubektomi.
“Saya sudah 28 tahun steril, karena anak saya sudah tiga, tidak takut juga tidak sakit, atau berbahaya,” kata Ketua Umum Dharma Pertiwi, Ibu Hetty saat berinteraksi dengan sejumlah ibu-ibu yang akan mengikuti KB MOW atau tubektomi.
Menurut Ibu Hetty, jika seorang ibu memiliki lima anak sudah memenuhi syarat untuk tubektomi atau sterilisasi.
"Sebetulnya usia 37 tahun, anak lima sudah memenuhi syarat untuk Steril,” ungkapnya.
Ibu Hetty mengapresiasi keberanian seorang pria yang menjadi satu-satunya peserta KB Metode Operasi Pria (MOP) atau vasektomi. “Wah, bapak hebat, satu-satunya se-Kota Kendari. Ini bisa menjadi contoh,” tuturnya sembari memberikan bingkisan kepada pria tersebut.
Sementara itu, Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo, mengatakan sebanyak 67 warga di Kota Kendari mengikuti program KB mulai KB susuk, implan hingga MOW atau tubektomi yakni pemotongan saluran indung telur sehingga sel telur tidak bisa memasuki rahim untuk dibuahi.
Hasto Wardoyo, juga mengedukasi para ibu-ibu tentang usia hamil yang ideal dan dianjurkan 20 tahun ke atas. “Jadi kalau sudah siap pasang susuk, pasang susuk aja dulu, nggak apa-apa tiga tahun, sambil berpikir kalau seandainya sudah mantap steril, nanti kita steril gratis," ujarnya.
Dalam kunjungan kerja di Sultra, Ketua Umum Dharma Pertiwi, Ibu Hetty meninjau kamar operasi tindakan KB MOP, KB MOW dan Intrauterine Device. Selain itu mengunjungi stand pameran UMKM di pelataran Rujab Gubernur dan menghadiri sosialisasi Pekarangan Pangan Lestari (Pemanfaatan Lahan Tidur di Satuan).
Ibu Hetty didampingi Gubernur Sultra Ali Mazi, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso, Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir, dan Ketua TP PKK Kota Kendari Sri Lestari. (ali/b)