KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemahaman masyarakat soal stunting menjadi hal penting yang harus ditingkatkan. Pasalnya, masalah stunting tak berhenti hanya pada mengatasi persoalan gizi atau peningkatan kesejahteraan masyarakat, namun edukasi dan pendampingan serius juga menjadi faktor utama. Hal tersebut ditegaskan Bupati Konawe Selatan (Konsel), H. Surunuddin Dangga. “Di daerah kita, masih ada keluarga yang memiliki kemampuan ekonomi cukup, namun karena kurang pemahaman pada masalah stunting mengakibatkan berpotensi terjadi atau bahkan sudah terkena stunting,” kata Surunuddin, Minggu (11/9).
Bupati mengungkapkan, pihak Bulog Divre Sultra sudah menyiapkan logistik yang cukup untuk mengatasi masalah stunting, sehingga pemetaan serta peran dan fungsi semua elemen harus saling mendukung. Tak hanya itu, hal yang terpenting juga edukasi dalam upaya pencegahan stunting sebelum kehamilan dan seribu hari pasca kelahiran. “Data Kementerian Agama (Kemenag) Konsel saat ini, terjadi pernikahan dalam setiap tahun mencapai 2.000 pasang suami istri. Kondisi tersebut harus menjadi perhatian khusus seluruh elemen,” sambung Surunuddin.
Konsel-1 itu menegaskan, untuk mengatasi persoalan stunting dibutuhkan peran banyak pihak dalam kolaborasi. “Kasus stunting harus sejak dini ditangani, tak hanya satu instansi tapi lintas sektoral. Maksimalkan pencegahan. Seluruh pihak terkait berkolaborasi dan saling bahu membahu,” pungkasnya. (c/ndi)