Membidik Akreditasi Prodi Internasional
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Rektor Universitas Halu Oleo (UHO), Prof.Dr.Muh.Zamrun Firihu, S.Si., M.Si., M.Sc, salah seorang pemimpin yang teguh pendirian. Jika sudah menabalkan impian, pantang langkahnya untuk surut. Sama halnya dalam mewujudkan visinya menjadikan UHO sebagai salah satu perguruan tinggi kelas dunia. Prof.Zamrun masih tetap konsisten akan visinya dan terus bergerak. Saat ini, Prof.Zamrun mengakselerasi pencapaian akreditasi program studi (Prodi) internasional.
Rektor UHO, Prof.Zamrun mengatakan, agar bisa diakui dunia, prodi yang ada di UHO wajib terakreditasi internasional. Oleh karena itu, pihaknya mengoptimalkan tridharma perguruan tinggi sebagai muara untuk menggapai visi global. Tridharma perguruan tinggi yang dimaksud yakni memaksimalkan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat.
"Soal menjadikan UHO sebagai perguruan tinggi kelas dunia yang unggul terus kita genjot. Seperti akreditasi internsional prodi tadi. Ini masih berproses. Langkah ini sudah saya persiapkan pada periode pertama menjabat Rektor UHO," kata Prof.Zamrun kepada Kendari Pos, kemarin.
Guna mewujudkan akreditasi internasional prodi, Prof.Zamrun sudah membentuk Tim Pemeringkatan Perguruan Tinggi dan Peningkatan Akreditasi pada unit Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM). "Unit ini punya tugas khusus mempersiapkan semuanya. Saya juga sudah mengumpulkan semua prodi untuk menyiapkan semua kebutuhan. Kita sudah punya indikator-indikator yang akan di kerjakan," kata Prof.Zamrun.
Prof.Zamrun mengungkapkan, saat ini Universitas Halu Oleo memiliki 111 Prodi. Untuk yang terakreditasi A jumlahnya sekira 30 persen. "Prodi yang akreditasi A akan kita dorong untuk memperoleh akreditasi internasional. Sebenarnya, akreditasi B juga bisa kita genjot untuk mencapai akreditasi internasional, asal mencapai syarat," ungkapnya.
Prof.Zamrun optimistis, UHO bisa menjadi salah satu perguruan tinggi kelas dunia. Pasalnya, selain tengah menggenjot peningkatan akreditasi, universitas negeri pertama di Bumi Anoa ini didukung sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten. Total saat ini tercatat sebanyak 92 guru besar dari berbagai latar belakang keilmuan.
"Sebelum masa jabatan saya berakhir, saya targetkan jumlah dosen bergelar guru besar sebanyak 100 orang. Tidak mudah untuk kita capai karena semua ada syaratnya. Guru besar harus tetap meneliti, mengabdi dan ada kewajiban khusus menulis buku serta memiliki jurnal internasional," kata Prof.Zamrun.
Tak hanya itu, UHO juga menggaungkan program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka. Program tersebut dijalankan dalam rangka perluasan akses pendidikan yang berkualitas. Menurut Prof.Zamrun, melalui program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka, UHO telah memberikan contoh kepada dunia terkait proses pembelajaran yang semakin berpihak kepada mahasiswa dan memerdekakan dosen untuk berkreasi dalam mengajar melalui Kurikulum Merdeka.
"Kita telah memberikan bukti bahwa upaya untuk memperluas akses terhadap pendidikan yang berkualitas dapat dilakukan melalui beragam terobosan dan berbagai program dukungan beasiswa," jelasnya.
Prof.Zamrun meyakini generasi muda Sultra khususnya mahasiswa dan alumni UHO, sudah memiliki keterampilan dan terlatih dalam dunia kerja serta dalam kehidupan bermasyarakat.
"Ini tentu selalu kita dorong kepada mahasiswa sebelum menuntaskan kuliahnya, terlebih saat ini melalui kampus merdeka, mereka dapat belajar di luar kampus atau dapat pula menempuh pendidikan di kampus lainnya. Ini pastinya dapat menjadi bekal mereka ke depan," tutur Prof.Zamrun.
"Teruslah belajar dengan bahagia, berkarya tanpa hambatan, berlari menuju masa depan dengan penuh keberanian sebagai Pelajar Pancasila. Mari lanjutkan gotong royong kita untuk memulihkan dan membangkitkan Indonesia merdeka, mewujudkan Merdeka Belajar," pungkas Prof. Zamrun. (ags/b)