Pacu Ketahanan Pangan, Garap Lahan Tidur

  • Bagikan
Bupati Konsel, H. Surunuddin Dangga (kedua dari kanan) bersama mantan Bupati Bombana, H. Tafdil (kedua dari kiri), Anggota DPRD Sultra, Aksan Jaya Putra (kanan) saat melakukan panen perdana padi sawah organik di Desa Masagena, Kecamatan Konda

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Ketahanan pangan tak bisa hanya bertumpu pada kawasan produktif. Pemanfaatan lahan tidur juga harus mulai dipacu. Hal itu disampaikan Bupati Konawe Selatan (Konsel), H. Surunuddin Dangga. Menurutnya, konsep desa maju adalah menumbuhkan potensi yang ada di lingkungan masyarakat. "Pemerintah mendorong masyarakat menggarap aset l-aset tanah yang dimiliki. Garapan yang sudah produktif makin ditingkatkan, kemudian lahan yang masih tidur, diolah. Sehingga tidak ada istilah tikus mati di lumbung padi," kata Surunuddin, Jumat (2/9).

Pentingnya memacu kemandirian pangan terus ditekankan bupati dua periode tersebut. Surunuddin menegaskan kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, utamanya Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan agar memaksimalkan desa-desa serta mengintensifkan produktivitas. "Sejak menjadi pemimpin daerah, saya terus mengimbau masyarakat jangan gampang menjual lahannya. Karena itu adalah sumber pendapatan dan penghidupan kita. Manfaat sumber daya alam yang ada, itu adalah potensi yang harus terus dimaksimalkan," ujarnya.

Lahan yang dimiliki juga bisa untuk tanaman produktif lain. Misalnya tanaman potensi ekspor atau sayur-mayur. Tinggal menyesuaikan dengan kondisi alam. Masyarakat harus paham betul tanaman yang cocok dengan potensi lahan dan lain sebagainya. "Program kita telah beragam untuk mengembangkan pertanian di Konsel. Misalnya bantuan bibit dan pengembangan sumber daya manusianya. Kita dorong berdasarkan kesesuaian lahan. Contohnya sawit, kopi, kelapa, bahkan sayur sayuran. Kalau ada kebun masyarakat pasti ada hasil. Tugas kita (Pemkab) menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan petani. Sekali lagi saya tegaskan, masyarakat jangan gampang jual tanah, tapi maksimalkan pengelolaannya," pungkas Surunuddin. (c/ndi)

  • Bagikan

Exit mobile version