KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Gaung "Moderasi Bergama" program yang dicanangkan Kementerian Agama (Kemenag) terus meluas di Sulawesi Tenggara (Sultra). Di bawah kendali Zainal Mustamin, Kemenag Sultra terus mengkampanyekan merawat kerukunan antar umat beragama di Bumi Anoa.
Kemenag bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sultra akan mencetuskan Piagam Kerukunan Kendari, 20 September mendatang. Kepala Kemenag Sultra, Zainal Mustamin, mengatakan memelihara kerukunan butuh kerjasama semua pihak. Katanya, saat ikrar kerukunan beragama, akan melibatkan pemuka lintas agama dan lintas generasi. Juga organisasi lintas keagamaan. "Tentunya akan melibatkan generasi z, generasi milenial dan generasi kolonial. Sehingga semua terlibat dalam upaya merawat pebedaan," ungkapnya.
Ia tak menampik bila ada oknum yang menginginkan kakofoni untuk meraih keuntungan. Karena itu, moderasi bergama melalui penandatanganan Piagam Kendari, menjadi jalan untuk mencegah potensi aksi radikalisme dan sikap intoleran. Katanya, pencetusan Piagam Kendari merupakan salah satu rangkaian Rapat Koordinasi yang digelar FKUP. Puncaknya saat Hari Amal Bhakti tahun 2023.
"Insya Allah Piagam Kendari, bisa menguatkan kerukunan dan moderasi beragama atau Sultra Rukun, Indonesia pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat," pungkasnya.
Kampanye moderasi bergama, ia mengatakan, lembaganya mengundang para ketua OSIS Madrasah se Sultra untuk tampil di podcast Kemenag. Apalagi, saat ini hingga 2024, kata dia, Menteri Agama Yaqut Cholil menyebut sebagai tahun toleransi. Ia optimis ketika mayoritas masyarakat berpikir moderat, maka kerukunan akan terjaga. Karena bisa menerima adanya perbedaan dan tidak merasa paling benar. (ags/b)