Poltekkes Edukasi Kesehatan Siswa SMAN 1 Soropia

  • Bagikan
Suasana edukasi pentingnya kesehatan oleh para dosen Poktekkes Kemenkes Kendari dan mahasiswa kepada para siswa di SMA Negeri 1 Soropia, Jumat (26/8).

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Politeknik kesehatan (Poltekes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Kendari kini melakukan edukasi kesehatan kepada para siswa SMA. Hal ini dilakukan guna mengetahui pencegahan dini terhadap penyakit-penyakit yang kemungkinan menyerang diusia itu. Kegiatan ini diikuti ratusan siswa dari SMA Negeri 1 Soropia, Jumat (26/8). Pada kegiatan ini, dilakukan peningkatan pengetahuan deteksi dini anemia melalui edukasi serta pemeriksaan homoglobin dan status gizi pada remaja, pencegahan penularan Covid-19 dengan pemeriksaan antibodi dan pemeriksaan atau skrining fungsi ginjal.

Dosen Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Poltekkes Kemenkes Kendari, Tuty Yuniarti mengatakan, ini merupakan salah satu bentuk pelaksanaan Tridharma perguruan tinggi, yakni pendidikan, pengabdian masyarakat maupun penelitian. "Kegiatan yang kita lakukan, sesuai kontrak direktur bahwa pengabdian masyarakat ditujukan kepada desa binaan, salah satunya adalah desa Soropia. Kita memilih SMA 1 Soropia karena berdasarkan hasil survei yang kita lakukan ternyata belum ada pemeriksaan untuk melihat apakah para siswa disini sudah pernah vaksin, ataukah pernah terpapar Covid," kata Ketua Pengapnas Poltekkes Kemenkes Kendari, kemarin (26/8).

Dia melanjutkan, pemeriksaan awal yang dilakukan adalah pemeriksaan antibody Covid-19. Hal ini sebagai upaya untuk mencegah penularan pandemi itu di wilayah ini. " Berdasarkan hasil pemeriksaan secara spesifik kami temukan untuk peneriksaan antibodi rata-rata reaktif artinya siswanya berhasil membentuk antibodi sendiri. Sebab hasil diskusi dengan anak-anak memang sudah vaksin I dan II. Sehingga mereka sudah ada pembentukan antibodi sendiri. Sehingga misalnya kalau ada gelombang Covid berikutnya mereka sudah aman," bebernya.

Pihaknya pun sangat gembira sebab para siswa merespon kegiatan ini. Para siswa tadi juga sangat terbuka, apalagi saat dilakukan pemeriksaan kesehatan, tinggi badan, berat badan, tekanan darah, pemeriksaan urin, kemudian pemeriksaan antibody Covid. "Untuk pemeriksaan urine dilakukan untuk melihat unsur dalam urin, baik protein, albumin dan zat lainya untuk mendeteksi ginjal dan sebagainya apakah bagus atau tidak. Tapi pemeriksaan ini tak termasuk tes Narkoba, " ungkapnya.

Sementara itu, Ketua tim Kegiatan, Ratih Feraritrah Danu Atmaja mengatakan, dalam edukasi kali ini pihaknya fokus pada anemia sekaligus deteksi dini anemia terhadap remaja. Ini menjadi penting sebab angka anemia pada remaja di Indonesia itu besar sekali. "Berdasarkan data penelitian khususnya pada daerah pesisir sekira 50 persen mengalami anemia. Jadi kami berusaha mendekatkan layanan kesehatan kepada daerah pesisir yang merupakan daerah binaan Poltekkes Kemenkes Kendari, untuk bisa menekan atau sekadar membantu menurunkan angka kejadian anemia terutama pada remaja," ujarnya. Berdasarkan hasil penelitian, kata dia, faktor tebesar kejadian anemia pada remaja karena kurangnya pengetahuan mereka terhadap faktor penyebab anemia itu sendiri. Sehingga pihak Poltekkes pun mengingatkan kembali mereka agar memperbaiki pola hidup, sehingga kejadian anemia bisa ditekan. "Ini tentu penting sebab anemia pada remaja akan mempengaruhi usia selanjutnya dan akan mempengaruhi kualitas hidupnya diusia selanjutnya," ucapnya.

Untuk hasil pemeriksaan kali ini, tak bisa langsung disimpulkan, mesti direkapitulasi dulu. Tapi pada dasarnya untuk target kegiatan sudah sangat melampaui. Sebab target awal hanya memeriksa 40 siswa tapi yang hadir untuk diperiksa sebanyak 100 siswa. "Respon siswa alhamdulillah sangat menyenangkan sebab baru mengetahui beberapa hal yang mereka lakukan ternyata bisa menyebabkan anemia. Kami senang karena bisa sharing. Apalagi dalam kehidupan mereka, pergeseran pola hidup, gaya makan dan pengaruh yang ditonton sangat berpengaruh terhadap gaya pola hidup. Tapi semua itu tak bisa diadopsi karena akan sangat mempengaruhi kesehatan kita nanti," pungkasnya.

Dosen TML lainya, Julianti Ismasari yang memberi edukasi terkait pemeriksaan dan fungsi skrining ginjal, memyampaikan bahwa pihaknya melakukan skrining urine untuk mendeteksi adanya ganguan fungsi ginjal terhadap remaja. "Dengan adanya kegiatan ini kita edukasi pentingnya pemeriksaan laboratorium apalagi anak di usia remaja yang memang belum pernah melakukan pemeriksaan. Upaya ini perdana bagi para siswa sebab selama ini pemeriksaan lebih ke orang tua. Sekarang kita mulai jajaki remaja dan melihat bagaimana kondisi urin mereka," bebernya.

Di tempat yang sama Wakasek Kesiswaan SMP Negeri 1 Soropia, Rudi Hartono tak lupa mengucapkan terimakasih kepada pihak Poltekkes yang menghadirkan giat edukatif tersebut. Pihak sekolah pun sangat merasakan manfaat adanya kegiatan ini. "Apalah artinya kita pintar, apalah artinya kita kaya tetapi kesehatan tidak bagus," cetusnya.

Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan seperti ini pihak sekolah sangat mengapresiasi langkah Poltekkes telah mengedukasi Siswa dan siswi SMPN 1 Soropia. Bahkan mereka kini sudah mengetahui cara-cara mencegah penyakit dan para siswa juga telah melalui pemeriksaan kesehatan. "Sekali lagi kami sangat berterimakasih sebab ini merupakan hal yang sangat baik. Saran saya semoga dikemudian hari bisa ditingkatkan lagi kerjasamanya antara pihak sekolah dan Poltekkes. Kami pun meminta maaf bila dalam pelaksanaan kegiatanb sekolah kami ada hal hal yang tak berkenan," tandasnya. (rah/b)

  • Bagikan

Exit mobile version