Tenekan Gejolak Harga Komoditas Pangan
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemprov Sultra menggelar pasar murah selama 22 hingga 23 Agustus. Kegiatan yang didukung Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra) itu juga melaunching gerakan Tabe Di (Tanam Cabe Kendalikan Inflasi) di pelataran Tugu eks MTQ Kendari. Langkah itu ditempuh untuk menekan gejolak harga komoditas pangan yang terjadi di Sultra.
Penjabat (Pj) Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sultra, Asrun Lio, memprediksi Sultra kedepan akan menghadapi ancaman kenaikan inflasi. Penyabab utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas pangan seperti cabe, bawang merah. Itu tercermin pada data inflasi Juli 2022 sebesar 2,8 persen atau tahunan sebesar 5,98 persen. "Hal ini harus menjadi perhatian kita semua, karena jika inflasi terus meningkat dan tidak bisa dikendalikan. Maka akan berdampak langsung pada masyarakat," ucapnya.
Asrun berharap pasar murah tersebut dapat memberikan manfaat dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Juga ikut mendorong terwujudnya gerakan pengendalian inflasi pangan di Sultra.
Sementara itu, Kepala KPw BI Sultra, Doni Septadijaya, mengatakan pasar murah sebagai respon untuk mengantisipasi kenaikan harga-harga komoditas pangan. Apalagi beberapa bulan terakhir harga pangan, terutama di Kota Kendari dan kabupaten lainnya cukup meninggi.
"Dengan pasar murah ini, insya Allah harga-harga yang tadinya lumayan tinggi pada akhirnya bisa turun secara bertahap. Selain untuk menekan harga, juga membangun optimisme bahwa ketersediaan pangan itu masih ada," katanya.
Dia juga menjelaskan, gerakan tanam cabe yang dilaunching untuk memastikan pasokan cabebisa dipenuhi sendiri dari produksi di Kendari.
"Bibitnya cabe ini kita pasok dari toko-toko tani yang ada di Kendari. Kita sebar nanti ada 5.000 bibit cabe. Gerakan tanam cabe ini juga karena andil cabe terhadap inflasi di Sultra itu hampir 0,14 persen, jadi ketika banyak masyarakat yang menanam cabe maka kontribusi terhadap inflasi itu bisa turun," Jelasnya.
Anggota DPR RI Komisi XI Fraksi Partai Gerindra Bahtera Banong, mengatakan, Pasar murah ini merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap masyarakat di tengah harga-harga komoditas pangan yang sempat bergejolak. (jib/b)