--Ekonomi Sultra Melampaui Pertumbuhan Nasional
--Gubernur dan TPID Kompak Mengendalikan Inflasi
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Di tengah risiko pelemahan ekonomi global dan tekanan inflasi yang meningkat, pertumbuhan ekonomi Sultra konsisten tinggi dan resilien (kemampuan beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit). Padahal kenaikan inflasi selama beberapa bulan terakhir sempat menerjang Sultra. Pertumbuhan ekonomi Sultra melampaui pertumbuhan nasional.
"Perkembangan tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi triwulan II 2022 yang mencapai 6,09 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 5,44 persen," ujar
Gubernur Sultra Ali Mazi di aula Merah Putih Rujab Gubernur usai mengikuti rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi secara virtual yang dipimpin Presiden Jokowi, Kamis (18/8), kemarin.
Gubernur Ali Mazi mengatakan pertumbuhan ekonomi Sultra triwulan II itu patut disyukuri dan dibanggakan, sebab di tengah terjangan kenaikan inflasi yang dipicu kenaikan harga administrasi komoditas seperti harga jasa angkutan udara dan kenaikan harga komoditas pangan yakni cabai merah dan bawang merah. Namun pertumbuhan ekonomi Sultra masih positif.
"Sebagai langkah mitigasi potensi risiko gejolak harga pangan di Sultra, saya mengajak kita semua yang tergabung dalam TPID untuk menunjukkan langkah nyata pengendalian inflasi," tegas Gubernur Ali Mazi saat memberikan arahan kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Gubernur Sultra dua periode itu menginstruksikan enam poin penting dalam pengendalian inflasi. Pertama,
penguatan sinergisitas TPID dalam mewujudkan 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif). "Memperkuat koordinasi antarOPD melalui pertukaran data (pasokan, kebutuhan, dan harga) sebagai dasar kebijakan pengendalian dan mitigasi kejutan pasokan," jelas Gubernur Ali Mazi didampingi Pj.Sekda Sultra Asrun Li selaku Ketua Harian TPID Provinsi Sultra.
Kedua, mendorong kerja sama antardaerah pemenuhan pasokan komoditas hortikultura sebagai wujud kolaborasi dan sinergisitas untuk mewujudkan ketahanan pangan. "Saat ini, sudah dilakukan kerja sama antardaerah, seperti Kota Kendari dan Kota Baubau dalam hal komoditas ikan segar. Selain itu, Kota Kendari dan Kabupaten Muna dalam hal komoditas sapi). Ini terbukti mampu menstabilkan gejolak harga komoditas sehingga ke depan perluasan kerja sama antardaerah lainnya," jelas Gubernur Ali Mazi.
Ketiga, peningkatan produksi cabai merah dan bawang merah secara konsisten sebagai program percepatan pengendalian inflasi dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). "Hal ini dapat diwujudkan dengan mendorong kegiatan pertanian perkotaan (penanaman komoditas di pekarangan rumah) serta pertanian digital terintegrasi, khususnya untuk komoditas cabai merah dan bawang merah," tutur Gubernur Ali Mazi.
Keempat, secara konsisten melaksanakan operasi pasar untuk memastikan keterjangkauan harga komoditas hortikultura demi menjaga daya beli dan kesejahteraan masyarakat. Kelima, mendorong terbentuknya pasar digital untuk memudahkan pemantauan harga dan pasokan secara berkala, serta mereduksi ketimpangan harga komoditas antar daerah.
Keenam, pemanfaatan pasar tani untuk memudahkan produsen menjual hasil produksinya langsung kepada konsumen dan memotong rantai distribusi, sehingga dapat menjaga harga komoditas. "Di sisi lain, kita juga perlu mengakselerasi ekonomi keuangan digital guna mendorong ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan melalui digitalisasi sistem pembayaran. Saat ini, digitalisasi pemerintahan daerah di Sultra semakin meningkat," tegas Gubernur Ali Mazi.
Gubernur Ali Mazi meyakini pengendalian inflasi dan peningkatan pertumbuhan ekonomi akan tercapai dengan mengokohkan sinergisitas dan dukungan berbagai pihak. "Saya minta, semua unsur TPID berkomitmen menggelorakan semangat sinergisitas dan kolaborasi mengendalikan inflasi di Sultra,” tutup Gubernur Ali Mazi. (rls/kam/b)