Mengawal Instruksi Presiden, Pangdam Memastikan Investasi Hilirisasi Nikel

  • Bagikan
Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Andi Muhammad (tiga dari kanan) meninjau smelter nikel PT.Ceria Nugraha Indotama (CNI) Group yang merupakan salah satu Objek Vital Nasional (Obvitnas) dan Program Proyek Strategis Nasional (PSN). Pangdam didampingi Bupati Kolaka Ahmad Safei (dua dari kanan), Danrem 143 HO Brigjen TNI Yufti Senjaya (kanan) dan Dirut PT.CNI Group Derian Sakmiwata (tengah).



--Pangdam Jamin Keamanan Obvitnas Smelter CNI Group

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Ketika kunjungan kerja di Sultra, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan ekspor bahan mentah nikel tidak berdampak signifikan dalam menghasilkan nilai tambah ekonomi bagi negara. Pada titik ini, membangun industri smelter dalam negeri sangat esensial agar perekonomian Indonesia maju. Presiden mengingatkan agar menjaga iklim investasi yang sehat agar diperoleh pajak dan menyerap tenaga kerja.

"Termasuk menjaga iklim keamanan bagi investasi. Artinya menghadirkan rasa aman bagi para investor dan kawasan sekitarnya. Masyarakat juga harus diberikan rasa aman, dengan hadirnya investasi. Dan diperhatikan para UMKM yang beraktivitas disekitar, agar perekonomian hidup dan masyarakat bisa sejahtera," ujarnya saat berkunjung di kawasan industri smelter di Morosi, Kabupaten Konawe.

Fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel yang sedang dibangun PT.Ceria Nugraha Indotama (CNI) Group merupakan salah satu Objek Vital Nasional (Obvitnas) dan Program Proyek Strategis Nasional (PSN).
Panglima Kodam (Pangdam) XIV Hasanuddin Mayjen TNI Andi Muhammad berkesempatan meninjau smelter yang terletak di blok Lapao-lapao, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, baru-baru ini.

Langkah ini sebagai komitmen TNI untuk memastikan investasi hilirisasi nikel yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjalan sesuai target. “Setiap ada Obvitnas dan PSN, secara tidak langsung itu merupakan tugas TNI untuk menjamin stabilitas keamanannya. TNI harus selalu melindungi proyek-proyek nasional yang bersifat strategis demi kemaslahatan orang banyak,” kata Mayjen TNI Andi Muhammad disela-sela kunjungannya di Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) CNI Group.

Menurut Mayjen TNI Andi Muhammad, sebagai aset vital nasional, proyek smelter nikel milik CNI Group wajib dilindungi karena didukung penuh oleh negara. Apalagi, CNI Group merupakan satu-satunya Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Saat ini terdapat sejumlah investasi smelter di Sultra yang masuk dalam PSN namun sebagian besar adalah milik Penanaman Modal Asing (PMA).

Untuk memastikan agar proyek smelter nikel CNI Group beroperasi sesuai target pada 2024, Mayjend TNI Andi Muhammad menekankan tiga pendekatan. Pertama, pendekatan kemakmuran yang fokus pada agenda penguatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.

“Kita lihat banyak bantuan, pembangunan masjid dan lainnya ini luar biasa. Kalau masyarakat sudah diayomi, dilindungi dan dilibatkan, pasti masyarakat sendiri yang menjaga perusahaan karena mereka berkepentingan,” jelasnya.

Kedua, pendekatan lingkungan melalui penerapan Amdal agar aktivitas pertambangan tidak menimbulkan dampak ekologis. Ketiga, pendekatan keamanan (security). “Kita ada disini akan membantu semaksimal mungkin CNI Group dalam menjalankan komunikasi sosial, demi menciptakan cipta kondisi mulai dari tingkat Koramil, Kodim, Korem dan Kodam,” tegas Pangdam didampingi Bupati Kolaka Ahmad Safei, Danrem 143 HO Brigjen TNI Yufti Senjaya dan Direktur Utama PT.CNI Group, Derian Sakmiwata.

Mayjen TNI Andi Muhammad menegaskan, CNI Group sangat memenuhi prosedur dan sangat legal untuk dilindungi. “Jadi kalau ada yang menganggu CNI Group, berarti tugas Dandim dan Korem dan saya juga untuk mengamankan. Kalau ada yang masih main-main dengan CNI Group komunikasikan dengan baik. Siapapun harus menjaga. Kalau ada persoalan dan CNI Group ini rugi, berarti negara juga yang dirugikan. Karena itu, mindset masyarakat perlu diluruskan,” ujarnya.

"Dalam menyukseskan Proyek Strategis Nasional, walaupun tidak di minta, TNI tetap akan menjaga dan mengawal keberlangsungan Proyek Strategis Nasional." Tegasnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT.CNI Group, Derian Sakmiwata mengapresiasi komitmen Pangdam Hasanuddin untuk menjamin stabilitas keamanan investasi smelter CNI Group. Derian menjelaskan, saat ini nikel telah menjadi komoditas global dan salah satu komponen penting dalam industri kendaraan listrik.

“Tanpa nikel, yang namanya stainless dan mobil listrik tidak akan berjalan dengan baik. Karena di dalam nikel ada kandungan kobalt yang menentukan kualitas baterai. Saat ini, 30 persen nikel dunia ada di Indonesia dan di blok Lapao-pao ini memiliki cukup cadangan nikel dan kobalt untuk mendukung industri kendaraan listrik nasional maupun global,” ujar Derian Sakmiwata.

Menurut Derian, untuk membangun smelter membutuhkan dana yang tidak kecil dan CNI Group menjadi salah satu perusahaan dalam negeri yang mendapat dukungan penuh dari BUMN termasuk konsorsium bank nasional. Bahkan pemerintah pusat telah menetapkan proyek smelter nikel CNI Group sebagai Obvitnas dan PSN.

“Ini menunjukkan begitu pentingnya pembangunan smelter sehingga proyek ini harus berjalan sesuai rencana. Kalau pabrik ini terbangun tepat waktu, sudah tentu akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat Kolaka, Sultra dan negara Indonesia,” imbuh Derian Sakmiwata. (fad/b)

  • Bagikan