KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Bupati Buton La Bakry punya mimpi besar untuk pengembangan perikanan Buton. Ia sadar betul jika potensi sektor itu adalah pintu-pintu kesejahteraan bagi masyarakat Buton. Ia pun mencanangkan Kelurahan Kamaru, kecamatan Lasalimu sebagai kawasan industri perikanan terpadu.
Wilayah itu dipilih dengan alasan lokasinya strategis dan sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Buton serta Dokumen Rencana Zonasi dan Wilayah Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZ-WP3K). Bak gayung bersambut, impian bupati La Bakry itu juga ternyata menjadi keinginan besar dari Gubernur Sultra Ali Mazi.
Sebagai putra daerah Buton, Ali Mazi juga tahu persis kekayaan laut daerahnya. Makanya, kedua pimpinan daerah itu berkolaborasi untuk membangun kawasan perikanan terintegrasi di Kamaru.
Pemkab Buton bersama Pemprov Sultra sudah melakukan kajian-kajian mendalam sebagai langkah persiapan mewujudkan itu.
Kamaru terbilang strategis karena aman dari angin kencang dan gelombang sepanjang tahun (lokasinya di Teluk Kamaru). Berdekatan dengan WPP 713 dan WPP 714 yang keduanya merupakan daerah penangkapan dan jalur migrasi ikan pelagis besar dan kecil, dan juga berbagai jenis ikan karang yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Selain itu juga, merupakan jalur tol maritim dari Indonesia bagian barat ke Indonesia bagian timur.
Kini, Kamaru sudah punya Tempat Pendaratan Ikan (TPI), pelabuhan yang siap diperluas sesuai kebutuhan industri. Pemerintah Kabupaten Buton juga sudah menyediakan lahan seluas ± 400 Ha. “Pelabuhan Kamaru sudah siap ditingkatkan luasannya, karena lahannya ada. Kita juga sudah sosialisasi kemasyarakat, mereka sudah tahu kalau wilayahnya ini akan menjadi kawasan industri nanti, dan mereka menyambut baik,” ungkap Bupati La Bakry.
Lokasi pengembangan industri perikanan itu, kata gubernur Sultra Ali Mazi bisa terintegrasi dengan 7 sub pelabuhan di daerah tetangga. Yaitu, Wangi-wangi (Wakatobi), Kaledupa (Wakatobi), Dongkala (Buton), Batauga (Buton Selatan), Sub-hub Baubau, Ereke (Buton Utara), dan Wawonii (Konawe Kepulauan).
“Karena lokasi yang disiapkan oleh pemerintah kabupaten cukup luas sehingga pengembangannya nanti akan cepat. Bisa bangun pertkoan, pabrik es misalnya, sparepat perkapalan dan lainnya, kita masih terus berjuang, dan investor sudah banyak yang tertarik itu,” katanya. (lyn/adv)
Nelayan Dibekali Perkakas Melaut
Kabupaten Buton dianugerahi sumber daya alam yang berlimpah. Selain kandungan aspal besar, otorita La Bakry ini memiliki kekayaan laut yang luar biasa. Potensi perikanan Buton mencapai ratusan ton pertahun. Hanya saja, potensinya belum terkelola dengan maksimal karena para nelayan kekurangan sarana dan prasarana saat melaut.
Kendala itu cukup disadari pemerintah daerah. Di bawah kendali La Bakry, para nelayan sudah mulai mendapat bantuan perkakas untuk 'berperang' melawan ganasnya samudera. Dalam kurun waktu lima tahun, bantuan alat tangkap dan alat pengelolaan hasil-hasil laut intens disalurkan pemerintah.
Tak hanya bertumpu pada APBD, Pemkab Buton melalui Dinas Kelautan dan Perikanan dan Kelautan kerap memboyong program pusat masuk ke daerah. Berbagai bantuan sebagai stimulan untuk para nelayan sudah diserahkan. Mulai dari katingting, armana tuna, jaring, rumpon dan sebagainya. Ratusan nelayan sudah menerima manfaat besar dalam lima tahun terakhir.
Bupati Buton La Bakry mengatakan bantuan tersebut hanya sebagai stimulan saja. Nelayan bisa memaksimalkan tangkapannya jika memanfaatkannya optimal. "Untuk nelayan sifatnya stimulan. Kiranya bantuan tersebut dapat berkembang. Kita berharap nelayan kita bisa lebih produktif melalui pemanfaatan alat-alat yang diberikan pemerintah," katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Buton, Rasmin Rahman, SPi. MMA mengatakan alokasi bantuan yang disiapkan pemerintah selalu mengacu pada usulan prioritas para nelayan di Buton selama ini. Sehingga, begitu ada peluang mengusulkannya lewat DAK, pihaknya langsung mengawal itu hingga disetujui. "Setiap bantuan yang turun selalu dievaluasi pemanfaatannya. Nah kalau benar-benar dimaksimal kita selalu dapat tahun berikutnya bahkan ada peningkatan," tuturnya. (lyn/adv)
Didaulat Pemimpin Pemerhati Perikanan
Kepiawaian Bupati Buton, La Bakry mengelola sumber daya alam di daerahnya mendapat perhatian khusus dari sejumlah lembaga. Salah satunya Rare Indonesia. La Bakry pernah terpilih menjadi 1 dari 10 pemimpin pemerhati sektor perikanan. Ia pun didapuk menjadi salah satu wakil Indonesia dalam pertemuan Webinar jejaring global para kepala daerah pesisir di dunia yang diselenggarakan oleh Rare.
Total ada 10 kepala daerah pesisir dari lima negara yang turut serta antara lain Indonesia, Filipina, Mozambik, Brazil dan Honduras. La Bakry, mengaku bangga dan antusias bisa berpartisipasi pada kegiatan ini mewakili Indonesia bersama Bupati Minahasa.“Saya sangat bangga dan berterima kasih di mana Buton dan Minahasa terpilih dalam program ini. Tentu saja pertimbangan teman-teman dari Rare Indonesia atas kinerja kita di sektor perikanan”, tuturnya.
Dengan terbentuknya jaringan global para kepala daerah pesisir ini, bupati memastikan pelestarian ekosistem laut Buton bisa melibatkan banyak pihak termasuk masyarakat.
Tak hanya itu, baru-baru ini, La Bakry menghadiri acara talkshow dialog kemitraan agenda dan target nasional TPB 14 Walikota - Bupati Pesisir Ekosistem Kelautan di Grand Hyatt, Jakarta Kamis, 4 Agustus 2022. Dalam acara Talkshow, Bupati Buton menjelaskan perlindungan wilayah laut di Kabupaten Buton. Termasuk juga mendorong desa di Buton memaksimalkan potensi lautnya dengan pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan dana desa. (lyn/adv)