KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Masa jabatan duet La Bakry dan Iis Elianti memimpin Kabupaten Buton akan berakhir 22 Agustus mendatang. Pengabdian mereka selama 5 tahun terakhir, hasilnya bisa dinikmati di masa mendatang. La Bakry sudah menancapkan fondasi sektor pertanian dengan sangat kokoh.
Itu dilakukannya melalui program pembudidayaan tanaman pala dan kelapa genjah. Cukup punya lahan siap tanam, petani sudah bisa memiliki kebun pala ataupun kelapa genjah. Pembagian bibit unggul pala dan kelapa genjah telah menjadi program tahunan Pemkab Buton. Diinisiasi di tahun ke dua menjabat bupati, La Bakry kemudian nekad berguru secara langsung pada petani Banda Neira di Ambon.
Ia menimbah ilmu lalu membawanya ke Buton. Tahun 2019, program pengembangan pala yang kini populer dengan istilah palanisasi direalisasikan. Pemerintah membagikan 40 ribu bibit pala, petani menyambutnya bersemangat. Bupati mengaku Buton diharapkan tidak hanya dikenal sebagai daerah penghasil aspal, namun dengan tanah yang subur dan wilayah daratan yang laus, Buton juga bisa menjadi sentra komoditas unggulan bernilai ekonomi tinggi.
Pala dan kelapa genjah diyakini mampu mewujudkan ekpektasi itu. "Ini sejalan dengan nawacita pak presiden Jokowi, menuju Indonesia emas pada tahun 2045 mendatang pendapatan perkapita kita sudah 27 juta perbulan. Nah, itu bisa dicapai para patani kita dengan hasil pertanian seperti pala dan kelapa genjah, karena memang nilai jualnya tinggi sekali," jelasnya.
Sampai hari ini, pemerintah sudah memproduksi kurang lebih 80 ribu bibit pala. Jika setengahnya saja yang berhasil, bisa diprediksi betapa suksesnya petani Buton ke depan. Bahkan pala Banda yang ada di Buton bisa saja mengalahkan daerah asalnya. "Ini bukan mimpi yang mengada-ngada, tapi sangat mungkin kita wujudkan," tambahnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buton Ma'mul Jamal mengatakan program palanisasi dan kelapa genjah yang dicetuskan era pemerintahan La Bakry sudah memberi ruh baru pada sektor pertanian Buton. Dulu, orang Buton, kata dia, banyak memilih menanam jambu mete untuk tanaman jangka panjang. Dalam perjalanannya, jambu mete kerap gagal panen dan merugikan petani. Hingga akhirnya, petani diperkenalkan dengan tanaman pala dan kelapa genjah.
Petani menyambut, ramai-ramai membentuk kelompok dan mengusulkan permintaan bantuan bibit ke pemerintah. "Pengembangan kedua tanaman itu akan mendorong para investor masuk ke ke Buton untuk membeli hasil panen atau bahkan tertarik mendirikan sebuah industri," terangnya.
Tanaman pala dan kelapa genjah kata dia bisa dipanen sepanjang tahun. Harganya pun cukup menggiurkan, bisa mencapai 40 hingga 100 ribu rupiah perkilogram. Pemasarannya luas hingga ke luar negeri. "Jadi jangan takut, ikhtiar kita ini sangat besar peluangnya berhasil, yang penting petani juga terus belajar dan berusaha. Pemerintah siapkan bibitnya, lahan banyak, tinggal kemauan saja," terangnya.
Seperti halnya pala, kelapa genjah juga menjanjikam. Kabupaten Buton masuk dalam jajaran 238 daerah penghasil kelapa di Indonesia. "Kita masuk sebagai daerah produsen kelapa dari 238 daerah produsen kelapa di Indonesia,”tambahnya.
Kendati demikian, jumlahnya masih terbatas untuk dapat memenuhi kebutuhan daerah sekitar khususnya di Sultra. Sehingga penanaman massal kelapa genjah bisa mendongkrat posisi Buton sebagai penghasil kelapa bangsa ini. (adv/lyn)
SDM Ditingkatkan, Sarpras Dioptimalkan
Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian yang berkualitas merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung terlaksananya program pengembangan pertanian. Demikian halnya dengan pencanangan palanisasi dan pembudidayaan kelapa genjah di Kabupaten Buton, harus didukung kemampuan memadai penyuluh dan petani.
"Pendidikan dan pelatihan bagi penyuluh dan petani kami terus berikan secara berkala untuk meningkatkan kompetensi SDM pertanian kita,” ujar La Bakry, Bupati Buton. Ia menjelaskan bahwa keberadaan para penyuluh pertanian dan petani sangat vital dalam mewujudkan pencapaian swasembada pangan. Hal itu tentu melalui penerapan teknologi pertanian yang direkomendasikan dalam membantu petani meningkatkan keterampilan teknis.
Selain dibekali dengan ilmunya bertani, petani juga kerap mendapat bantuan pupuk, pembasmi hama tanaman hingga alat-alat pertanian lainnya seperti mesim pemotong. Untuk mendukung peningkatan produksi sektor pertanian, La Bakry juga mengklaim sudah melakukan perbaikan infrastruktur. Capaian presentase irigasi dalam kondisi baik dari 66.28 persen menjadi 66,64 persen. Persentase kondisi saluran drainase kondisi baik menunjukan perkembangan yang meningkat setiap tahunnya. Tahun 2018 sebesar 13.78 persen, meningkat menjadi 21,05 persen saat ini. (lyn/adv)