KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- 24 Agustus 2017, La Bakry menjabat Wakil Bupati yang berstatus Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Buton. Sembilan bulan kemudian, tepatnya 14 Mei 2018, La Bakry menjadi Bupati Buton definitif. Empat tahun tiga bulan menjabat bupati, tak sedikit karya pembangunan yang dipersembahkannya bersama Wakil Bupati Iis Elianti. 24 Agustus 2022, La Bakry dan Iis Elianti akan turun takhta.
Di tengah keterbatasan anggaran daerah, tak membuat Bupati Buton La Bakry berpangku tangan. Ia getol mencari sumber-sumber pendanaan, baik di Pemprov Sultra maupun pemerintah pusat. Bupati La Bakry mengakui, sokongan anggaran Pemprov Sultra dalam komando Gubernur Ali Mazi sangat membantunya membangun infrastruktur untuk rakyatnya.
Torehan prestasi pembangunan Bupati La Bakry dan Wakil Bupati Iis Elianti diakui Gubernur Ali Mazi. Kata gubernur, pembangunan Buton makin nyata selama empat tahun lebih dipimpin duet Bupati La Bakry dan Wakil Bupati Iis Elianti. Menurut Gubernur Ali Mazi, La Bakry dan Iis Elianti memajukan daerah sesuai potensinya. Mulai dari aspal Buton, infrastruktur publik, perikanan dan pertanian, pariwisata dan lainnya.
"Pembangunan terus berjalan, dan sudah banyak capaian Pemkab Buton saat ini dalam kendali Bupati La Bakry dan Wakil Bupati Iis Elianti. Dan capaian itu patut kita apresiasi," kata Gubernur Ali Mazi dalam sebuah kesempatan.
Bermodalkan pengalaman sebagai wakil bupati, La Bakry gesit menjalankan tugas-tugas pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Bupati La Bakry sukses menakhodai Buton menjadi lebih maju dan berdaya saing.
Bupati La Bakry dan wakilnya, Iis Elianti berhasil mewujudkan visi dan misinya, menjadikan Kabupaten Buton sebagai kawasan bisnis dan budaya terdepan.
Dari segi bisnis, berbagai potensi daerah sudah dijajal invenstor kawakan. Mulai dari sektor pertambangan aspal, nikel dan mangan, sektor pertanian dan perikanan, serta sektor jasa. Sebagai salah satu daerah peradaban masa lalu, Buton memiliki ruh budaya yang begitu kuat dan mendunia. Pemkab Buton sukses mendorong Festival Budaya Tua Buton masuk kalender pariwisata nasional dan kini dikenal hingga mancanegara.
Bupati La Bakry mengakui persembahannya untuk daerah belumlah sempurna. Namun deretan capaian kinerja menorehkan banyak prestasi membanggakan. Bupati La Bakry membenahi hampir semua segmen pembangunan.
Bupati La Bakry mengatakan indikator utama mengukur perkembangan pembangunan dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Buton fluktuatif dari tahun ke tahun. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhinya. “Sektor yang memberikan kontribusi pertumbuhan yang baik adalah pertanian, kehutanan dan perikanan. Lalu, sektor pertambangan, konstruksi, perdagangan dan jasa,” urai Bupati La Bakry.
Keberhasilan La Bakry dan Iis Elianti memimpin Buton bisa dilihat dari sejumlah indikator. Misalnya, indikator tingkat kemakmuran dapat dilihat dari nilai PDRB per kapita. PDRB per kapita Kabupaten Buton dari 2017 hingga 2021 meningkat setiap tahun.
Di samping pendapatan, ada pengeluaran per kapita yang merupakan salah satu pembentuk pencapaian IPM dari sisi standar hidup yang layak. Pengeluaran per kapita Kabupaten Buton selama lima tahun cenderung fluktuasi.
Indikator berikutnya adalah pertumbuhan ekonomi yang selalu sejalan dengan tingkat kesejahteraan sosial. Perkembangan penduduk miskin Kabupaten Buton menunjukkan tren fluktuatif setiap tahunnya. "Diproyeksikan pada tahun 2022 ini akan mengalami koreksi penurunan,” kata Bupati La Bakry.
Selain angka kemiskinan, indikator kesejahteraan sosial juga dapat dilihat pada capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Buton. Secara konsisten angka IPM di Buton terus meningkat selama lima tahun terakhir.
Peningkatan IPM merupakan hasil pencapaian indeks pendidikan, indeks kesehatan, dan perekonomian untuk jangka waktu tertentu. Substansi peningkatan IPM diupayakan melalui perubahan pola pikir untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu, indeks kesehatan bisa diukur dari Angka Harapan Hidup (AHP). Indikator capaian itu ada pada angka Harapan Lama Sekolah (HLS).
Tak hanya disegmen SDM, Bupati La Bakry dan Wakil Bupati Iis Elianti juga concern pada pembangunan infrastruktur dasar. Hal itu untuk mendukung pergerakan ekonomi dan peningkatan aksesbilitas masyarakat pada pusat pemerintahan dan ekonomi. “Kami sadari hal ini belum maksimal dan masih perlu keberlanjutan agar apa yang diinginkan bersama dapat tercapai,” tutur Bupati La Bakry.
Untuk mendukung peningkatan produksi sektor pertanian, perbaikan irigasi menjadi perhatian duet Bupati La Bakry dan Wakil Bupati Iis Elianti. Capaian infrastruktur itu tak lengkap jika pemenuhan air bersih di masyarakat tidak diperhatikan. Ketersediaan air bersih menjadi syarat mutlak menciptakan sanitasi permukiman sehat.
Persentase penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Buton cenderung meningkat. Untuk mendukung perumahan itu juga diperhatikan kondisi elektrifikasi. “Apa yang dicapai di atas tidak terlepas dari peran serta masyarakat dalam pembangunan. Semangat gotong royong melaksanakan dan menerima manfaat pembangunan menjadi trigger. Semangat inilah yang menjadi substansi dari pelestarian aset budaya baik nilai maupun benda budaya,” pungkas Bupati Buton La Bakry. (lyn/adv)