KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) bersama 67 perguruan tinggi dalam lingkup LLDIKTI Wilayah IX, melakukan kunjungan di tiga universitas: Universitas Bina Nusantara, Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Gunadarma. Kunjungan ini, untuk melakukan kerja sama dalam menjalankan tri dharma perguruan tinggi dan implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Kegiatan dilanjutkan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agremeent.
Dalam kunjungan tersebut, Rektor Unsultra Prof. Dr. Ir. Andi Bahrun, M.Sc., Agric., didampingi salah seorang dosen, Chairan Zibar L. Parisu, S.Pd., M.Pd. Dan difasilitasi langsung oleh LLDIKTI Wilayah IX Sultanbatara.
Rektor Unsultra, Prof. Andi Bahrun mengungkapkan, rasa syukur atas terselenggaranya kunjungan kerja sama yang difasilitasi LLDIKTI Wilayah IX Sultanbatara. Karena dapat meningkatkan pemahaman dan implementasi MBKM, meningkatkan indeks kerja utama perguruan tinggi, bersilaturahmi, sharing pengalaman, mendapatkan inspirasi dan motivasi dalam memajukan perguruan tinggi. "Saya akan melakukan sosialisasi hasil kunjungan kerja sama ini. Agar terjadi perubahan mindset dalam pengelolaan pendidikan tinggi dan lebih bersemangat bekerja. Terutama, dalam implementasi MBKM dan meningkatkan indeks kinerja perguruan tinggi. Membangun kerja sama seperti ini, menjadi salah satu cara mewujudkan kampus unggul," ungkap Prof Andi Bahrun, kemarin.
Dirinya juga akan mendorong, semua unsur pimpinan. Khususnya dekan dan ketua prodi agar menindaklanjuti kerja sama tersebut melalui MoA dengan fakultas dan prodi yang relevan. Prof Andi Bahrun menambahkan, berdasarkan pengalaman memimpin Unsultra dan hasil kunjungan tersebut, untuk implementasi MBKM dan memajukan Unsultra pada era disrupsi ini, maka unsur pimpinan, dosen dan staf perlu melakukan reorientasi kurikulum. "Harus mengubah dan menyelaraskan proses pembelajaran, memutakhirkan kecakapan, skill dosen, mengembangkan keilmuan, profesi kekinian serta perlu digitalisasi dan merancang pendidikan Unsultra 4.0," terangnya.
Tidak cukup hanya melihat dan mengadopsi best practice, tapi perlu mendesain dan melakukan future practice. "Tentu ini tidak mudah. Tapi saya yakin, bisa jika mau bekerja keras, kerja cerdas dan kerja tuntas yang dilandasi pengabdian tulus. Serta tekad kuat menjadi perguruan tinggi terbaik," pungkasnya.
Rektor Unsultra tiga periode ini juga menekankan, Unsultra terus bekerja keras dalam menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Ini guna mewujudkan visi menjadi perguruan tinggi unggul, inovatif dan bermartabat tahun 2035. "Juga mempersiapkan mahasiswa Unsultra menyongsong Indonesia emas 2045. Serta semakin yakin, bahwa kami bisa memajukan dan menjadikan Unsultra sebagai perguruan tinggi unggul dan terbaik," imbuhnya. (b/deh)