Lindungi Ekosistem Laut, Berdayakan Masyarakat Pesisir

  • Bagikan
Implementasi program berdaya bersama menjaga pesisir Pomalaa yang dilakukan pihak PT Antam melalui budi daya perikanan. Tampak panen perdana udang vaname yang dibudidayakan masyarakat Desa Sopura dengan dukungan BUMN tersebut.

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- PT Antam Tbk Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Kolaka kian menguatkan sinergi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dalam rangka peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat, utamanya di sekitar wilayah operasi perusahaan. Salah satu wujud sinergi tersebut diimplementasikan melalui program berdaya bersama menjaga pesisir Pomalaa (Daya Bergala) yang dilaksanakan Yayasan Bahari (Yari), memanfaatkan dana CSR Antam UBPN Kolaka.

Business Support Senior Manager PT Antam Tbk UBPN Kolaka, Ridho Anggoro, menjelaskan, program Daya Bergala mulai diintervensi tahun 2017 lalu sampai 2022 ini. "Tujuan program ini untuk melindungi ekosistem pesisir laut di kecamtaan Pomalaa dengan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) agar lebih bijak dalam mengelola sumber daya alam hayati, terutama terkait perlindungan ekosistem pesisir laut. Jadi program ini mendorong masyarakat untuk berbuat menjaga keberlangsungan pengelolaan potensi perikanan di wilayahnya," jelasnya, Minggu (14/8).

Sementara itu, Direktur YARI, Abed R. Abdullah, mengungkapkan, gagasan program Daya Bergala dilatarbelakangi kondisi Kabupaten Kolaka, khususnya Kecamatan Pomalaa dengan potensi sumber daya perikanan yang cukup besar. Namun, masyarakat nelayan yang bermukim di wilayah pesisir masih menggunakan alat tangkap ikan yang merusak ekosistem. "Ada yang masih menggunakan bom ikan dan racun. Cara itu sangat berpotensi merusak ekosistem laut," ungkapnya.

Berdasarkan hasil pemetaan sosial (social mapping) yang dilakukan Pemerhati Kemanusiaan Peduli Umat (PKPU) Kecamatan Pomalaa, juga menemukan persoalan serupa dengan kondisi masyarakat nelayan daerah lainnya. "Di sektor ekonomi misalnya, kurangnya penghasilan nelayan tangkap, penganguran dan tidak punya modal usaha," beber Abed. Menurutnya, semua permasalahan tersebut pada prinsipnya bermula dari rendahnya tingkat pendapatan masyarakat. Ia menilai, salah satu solusi untuk mengurai masalah itu dengan cara mengembangkan program peningkatan kapasitas melalui pemberdayaan masyarakat pesisir.

Dalam intervensi program tahap awal yang dilakukan pada tahun 2017 hingga 2020, Antam dan Yari telah melakukan sejumlah kegiatan peningkatan kapasitas nelayan di Desa Tambea, Hakatutobu, Sopura dan Kelurahan Dawi-dawi. Peningkatan kapasitas tersebut dilakukan melalui pelatihan dan studi banding tentang praktik cerdas pengelolaan perikanan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. "Kami juga melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat secara partisipatif melalui pembentukan kelompok atau kelembagaan dan penguatan kelompok nelayan. Total anggota kelompok 640 orang yang mengikuti program ini. Rinciannya, Desa Tambea 122 orang, Desa Hakatutobu 114 orang, di Sopura 202 orang dan Kelurahan Dawi-dawi 202 orang," paparnya.

Abed optimis, program Daya Bergala akan mendorong peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat nelayan melalui pengelolaan sumber daya perikanan yang lestari dan berkelanjutan. "Program ini memfasilitasi tersedianya wadah atau badan usaha kelompok sebagai wadah pemasaran produk yang dihasilkan, budi daya pembesaran lobster dengan sistem terkontrol, serta penyediaan sarana dan prasarana peralatan tangkap ikan yang ramah lingkungan bagi nelayan, dengan harapan dapat dikelola secara bergulir," pungkasnya. (b/fad)

  • Bagikan

Exit mobile version