KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Seluruh kepala desa (Kades) di Konawe Selatan (Konsel) diinstruksikan untuk mengaktifkan kantor di wilayah pemerintahan masing-masing sebagai sentra pelayanan masyarakat. Penegasan tersebut disampaikan Bupati Konsel, H. Surunuddin Dangga. Sebab menurutnya, dengan aktifnya kantor dan kehadiran perangkat desa, maka memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan.
Konsel-1 itu mengatakan, sesuai aturannya, Kades dan perangkat desa beraktivitas di kantor, bukan di rumah pribadi. Setidaknya dengan adanya aktivitas di kantor desa, penilaian masyarakat akan pemerintah menjadi semakin baik. “Membangun Konsel, tak bisa jalan sendirian, harus satu presepsi. Aktifkan fungsi kantor desa, Kades selaku pemimpin masyarakat desa dan semua program dan kegiatannya tentu harus beroritasi kepada peningkatan kualitas pelayanan dan pada akhirnya bertujuan mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa,” katanya, Kamis (11/8).
Lebih lanjut Surunuddin menjelaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) memiliki berbagai kebijakan strategis yang diintegrasikan dengan program Pemerintahan Desa. “Manfaatkan dan optimalkan dana desa, sehingga arah pembangunan daerah yang berbasis pedesaan memiliki tujuan yang jelas. Masing-masing wilayah tumbuh dengan potensinya sendiri,” sambung Surunuddin Dangga.
Ia menjelaskan, pembangunan Konsel fokus pada tumbuhnya pedesaan sebagai basis kekuatan. Desa kata ia, aktor utama pembangunan daerah. Olehnya itu, Pemkab dan Pemdes harus satu visi dan pikiran. “Membangun daerah harus jelas arah dan tujuannya. Setiap lapisan pemerintah dan masyarakat, ambil peran sesuai Tupoksi. Tak bisa tumpang tindih antar tingkat pemerintahan. Konsel tumbuh dengan kerja sama bahu membahu. Desa menjadi basis kemajuan daerah,” ulangnya, menegaskan.
Surunuddin membeberkan beberapa kebijakan strategis Pemkab yang diintegrasikan dengan program Pemdes. Diantaranya mewujudkan desa digital dengan menyediakan infrastruktur internet. Ke depan, Pemkab juga akan menyediakan aplikasi, termasuk website untuk Pemdes. “Kemudian desa didorong memiliki BUMDes aktif dan sehat. Pemerintah Desa ambil peran mengawal bersama bahkan memberikan penyertaan modal,” ujarnya.
Surunuddin juga menyebut terkait pengembangan budi daya unggulan desa berorientasi ekspor. Pemerintah desa diminta memahami sektor unggulan desa untuk selanjutnya dapat dibiayai melalui dana desa. “Pengembangan budi daya berorientasi ekspor antara lain kelapa sawit, kepala dalam, kopi, porang dan berbagai tanaman produktif lainnya,” jelasnya.
Kemudian mendorong terciptanya wisata desa, agar yang memiliki potensi dapat dikembangkan. Menjadi destinasi wisata baru yang dapat memberikan pendapatan asli daerah. “Program strategis yang tak kalah penting yakni penanganan stunting. Melalui dana desa, Pemdes dapat melaksanakannya dengan pemberian makanan tambahan, susu formula, sarana infratsruktur kesehatan penunjang dan operasional kader kesehatan serta pemberdayaan masyarakat,” sebutnya. (b/ndi)