--Ali Mazi : Mengokohkan Karakter Spritual dan Nasionalisme
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Dua tahun lalu, awal pandemi Covid-19 menyerang, Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke XXVIII tingkat Provinsi Sultra digelar secara virtual. Nyaris tak ada kemeriahannya. Setiap kafilah berlaga di daerah masing-masing. Tahun ini, kemeriahan kembali mewarnai MTQ ke-XXIX. Kafilah dari 17 kabupaten dan kota berkumpul di Kota Kendari. Mereka akan berlaga merebut predikat terbaik dalam palagan lomba MTQ. Bahkan, para kafilah mengikuti pawai taaruf dan karnaval etno religi saat pembukaan MTQ XXIX, kemarin.
Gubernur Sultra Ali Mazi membuka penyelenggaraan MTQ XXIX. Gubernur Ali Mazi mengatakan
penyelengaraan MTQ, tidak semata ajang lomba nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam Al Quran, namun bagian dari momentum mengokohkan nilai-nilai kebangsaan. Muaranya agar tercipta sumber daya manusia unggul yang tidak hanya cerdas secara spiritual, tetapi ada aspek penanaman nasionalisme.
"Pelaksanaan MTQ menjadi implementasi program prioritas pemerintah provinsi, khususnya program Sultra Beriman. Selaku Gubernur Sultra, saya mendukung penuh suksesnya MTQ ini, khususnya penyediaan anggaran," kata Gubernur Ali Mazi dalam sambutannya saat membuka MTQ XXIX di Claro Hotel Kendari, Rabu (10/8) malam.
Gubernur berharap para bupati dan wali kota se-Sultra agar memiliki komitmen yang sama untuk menempatkan MTQ sebagai salah satu program prioritas di tingkat kabupaten/kota. "Saya menyadari, setiap kita memiliki keterbatasan. Namun saya yakin dengan kesungguhan dan komitmen yang kuat akan terbentang jalan dan solusi untuk menutupi keterbatasan yang kita miliki, sebagaimana pesan kata bijak bahwa jika ada kemauan yang kuat dan bersungguh-sungguh, maka akan terbukalah jalan yang akan kita tempuh,"ujarnya.
Gubernur Sultra dua periode ini menambahkan, menyongsong hari ulang tahun (HUT) ke-77 Kemerdekaan RI, ia menyambut baik inisiatif panitia dan Kanwil Kementerian Agama Sultra yang menjadikan MTQ sebagai momentum memperkokoh kerukunan umat beragama. Selain itu, kerukunan suku dan budaya melalui pawai ta'aruf dan etno religi karnaval serta deklarasi kebangsaan untuk meneguhkan komitmen bersama dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI.
Sementara itum Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI Prof. Kamaruddin Amin mengaku terkesan dengan gebrakan Gubernur Sultra Ali Mazi yang mendukung kegiatan keagamaan di Sultra. Bangsa Indonesia adalah negara yang religius. Hal itu ditunjang keramahan dan keharmonisan antara sesama masyarakat di tengah heterogen agama yang ada.
"Al Quran memainkan perannya yang sangat fundamental dalam kehidupan sosial. Banyak Undang-Undang yang terinspirasi dari isi Al Quran. Seperti UU zakat, pernikahan, haji dan lain-lain. Melalui MTQ ini akan melahirkan generasi religius dan cemerlang sebagai pelanjut estafet kepemimpinan bangsa Indonesia di masa mendatang," kata Prof Kamaruddin Amin dalam sambutannya.
Hadiah Besar Menanti
Ketua Panitia MTQ XXIX Provinsi Sultra Yusmin mengatakan, event ini akan berlangsung dari tanggal 10 hingga 16 Agustus 2022. MTQ kali ini menjadi hal yang baru karena diikuti seluruh umat beragama dan paguyuban di Sultra dalam konteks memberikan dukungan.
Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Pemprov Sultra ini menjelaskan, hadiah sangat besar menanti peserta.
Hadiah yang dipersiapkan pemenang lomba MTQ Sultra 2022 berbeda dari tahun 2021. Panitia menyediakan Rp20 juta untuk juara pertama, juara kedua Rp17,5 juta, dan juara ketiga Rp15 juta untuk semua kategori yang dilombakan.
"MTQ ini bernilai ibadah dan juga seni. Kalau kita undang penyanyi, diberikan bayaran mahal, tetapi anak-anak kita yang ikut kompetisi Al Quran hadiahnya kecil. Ini menjadi ide Pak Gubernur sehingga hadiah harus ditingkatkan dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu itu hadiahnya juara satu cuma Rp2,5 juta saja masing-masing nomor lomba," kata Yusmin kepada Kendari Pos, Rabu (10/8).
Diketahui, MTQ Sultra 2022 diawali dengan pawai taaruf dan etno religi karnaval mulai dari tingkat SMA, SMK, madrasah, dan pondok pesantren. Selain itu, perwakilan barisan umum terdiri dari organisasi masyarakat lintas agama, paguyuban nusantara, Badan Kontak Majelis Taklim. (ali/b)