70 Anak Yatim di Buton Disantuni

  • Bagikan
Asisten I Setkab Buton, Alimani (kedua dari kiri) ketika menyuapi anak yatim dalam rangkaian perayaan 10 Muharram di rumah jabatan bupati, kemarin.


-- Lestarikan Tradisi Pakandea Ana Moelu

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton tak pernah melewatkan peringatan 10 Muharram. Menyambut hari istrimewa umat Muslim itu, Pemkab Buton menggelar kegiatan memberi makan bagi anak yatim. Dalam bahasa daerah Wolio dikenal dengan sebutan Pakandea Ana Moelu. Mewakili Bupati La Bakry, Asisten I Setkab, Alimani, menyuapi anak yatim dan melayaninya dengan penuh kasih.

Alimani mengatakan, selain mengimplementasikan ajaran Rasulullah dengan mengasihi anak yatim, Pakandea Ana Moelu juga merupakan budaya turun temurun masyarakat Buton. "Ini ajaran Rasulullah. Sudah lama leluhur kita senantiasa menjaga tradisi ini," kata Alimani, Senin (8/8). Mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga itu melanjutkan, Pemkab juga memiliki visi dan misi menjadikan Buton sebagai kawasan bisnis dan budaya terdepan. Ritual Pakandea Ana Moelu merupakan pengejawantahan visi dan misi tersebut.

"Menyantuni dan mengasihi anak yatim tidak berarti dilakukan setahun sekali. Setiap hari juga boleh, praktiknya lebih sering makin bagus," tambahnya. Seremoni adat itu diawali dengan doa bersama. 70 anak yatim duduk di depan para perangkat Masjid Keraton Buton yang juga tidak pernah melewatkan acara itu setiap tahun. Pada kepala OPD dan unsur Forkopimda juga turut hadir. Setelah diberi makan, anak yatim juga mendapat santunan dari para dermawan. (c/lyn)

  • Bagikan