Kajari Ledrik, Sang Arsitek Pelayanan Hukum Bersahabat

  • Bagikan
Kepala Kejari Buton Ledrik V. M. Takaendengan, M.H (tengah) bersama pejabat Kejari Buton yakni Kasi Intelijen Azer Jongker Orno, M.H (kanan), Kasi Pidum Budi Hermansyah, S.H (dua dari kanan), dan Kasi Pidsus Sitti Darniati, S.H (tiga dari kiri). Selain itu, Kasubag Pembinaan La Afan La Idi, S.H (dua dari kiri), Plh. Kasi Datun Nur Rahmat, S.H (kiri) dan Kasi Pengelolaan Barang Bukti dan Barang Rampasan Wa Ode Nurnilam, S.H (tiga dari kanan).

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Sejak 2 Agustus 2021, tongkat komando kepemimpinan Kejaksaan Negeri (Kejari) Buton dalam genggaman Jaksa Madya Ledrik. Kepala Kejari Buton itu punya wilayah hukum yang sangat luas. Tersebar di tiga kabupaten, Buton, Buton Tengah dan Buton Selatan. Dengan cakupan wilayah hukum seluas itu, tidak berbanding lurus dengan jumlah sumber daya manusia yang ada. Personel Kejari Buton hanya sekira 50 orang.

Di tengah sumber daya manusia yang terbatas, Kajari Buton yang bernama lengkap Ledrik Victor Mesak Takaendengan, S.H., M.H itu tak patah arang. Berbekal pemikiran visioner dan inovatif, Kajari Ledrik mampu menjangkau seluruh wilayah hukumnya berbasis digital. Sederet aplikasi digital diluncurkannya untuk mengoptimalkan pelayanan hukum yang tak terbatas oleh ruang dan waktu demi membangun Tanah Wolio.

Kajari Ledrik juga mengarsiteki pelayanan hukum bersahabat. Performa Kejari Buton kini disulap menjadi penegak hukum yang humanis. Namun tetap berdiri tegak untuk keadilan. Dia mengatakan, semua bidang harus maksimal dalam fungsinya. Untuk itu, inovasi dan kreativitas dibutuhkan.

Agar mudah diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat, maka akan mudah menerapkannya jika terobosan itu bernuansa kearifan lokal. Olehnya itu, Kejari Ledrik meluncurkan semua inovasinya baik dalam bentuk aplikasi maupun layanan langsung diberi nama dengan awalan Wa dan La. Wa dan La adalah kata sandang mengawali nama penduduk lokal.

"Ketika masyarakat mendengar nama itu, bisa terpikat, mudah mengingat dan memahami. Kenapa? Karena itu adalah bagian dari kearifan lokal daerah ini, baik itu Buton, Buton Tengah dan Buton Selatan itu sama masih satu budaya," kata Kajari Ledrik kepada Kendari Pos, Selasa (2/8), kemarin.

Pria berdarah Sangihe, Sulawesi Utara itu menjelaskan ada lima rumpun tugas di Kejari Buton. Yakni Seksi Intelijen, Seksi Tindak Pidana Umum (Pidum), Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus (Pidsus), Pembinaan Kejari Buton, Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara (Datun), Seksi Pengelolaan Barang Bukti dan Barang Rampasan. "Semuanya punya inovasi, ada yang sudah jalan, ada juga beberapa yang sedang dalam persiapan action," ungkap Kajari Ledrik.

Pria kelahiran Hila Kaitetu (Maluku), 30 November 1973 itu menuturkan, inovasi pada bidang pembinaan diberi nama La Buton akronim dari Layanan Buku Perkantoran. Di sanalah pelayanan pertama dilakukan, proses interaksi tamu dengan petugas. Selanjutnya, ada inovasi La Pedi, yakni Layanan Perpustakaan Digital. Setiap produk buku baru terkait hukum dan lainnya disajikan dalam aplikasi tersebut.

Selain itu, ada inovasi La Samaji, yakni Layanan Jaksa Masuk Masjid. Layanan ini kata Kajari Ledrik, sudah mendatangkan banyak manfaat. Tak hanya membantu pegawai meningkatkan iman dan takwa, namun jaksanya juga sudah menjadi khatib di masjid-masjid.

Kejari Buton dalam kendali Kajari Ledrik kini sedang membangun masjid megah yang nantinya akan menjadi pusat mencetak generasi religius. Pada bidang intelijen, Kajari Ledrik mencetuskan program Layanan Jaksa Jaga Desa atau LAjada. Kepala desa dikawal dan dibimbing dalam pengelolaan dana desa. Perangkat desa diedukasi untuk memahami manajemen.

Kajari Buton Ledrik juga menelurkan inovasi Wasaru atau Wadah Adyaksi Sahabat Guru. "Ini memang belum jalan. Tapi sudah kita siapkan. Bahkan saya sudah ciptakan lagu untuk guru. Dengan lagu ini kita bisa kembali mencintai guru karena abdinya," ungkap Kajari Ledrik.

Untuk Seksi Pidana Umum (Pidum) ada Layanan Tilang Keliling (Latingling). Untuk Seksi barang bukti, ada inovasi La Abu atau Layanan antar Barang Buku. Ada juga La buga, layanan buku gratis. "Disamping itu kita juga punya Podcast. Namanya "Ngopi Wabaja" atau Ngobrol Pintar Bareng Jaksa. Ini kita lagi siapkan tempat. Dan kita kerja sama dengan Dinas Kominfo. Saya mengapresiasi dukungan Pemkab Buton maupun Buton Tengah. Saat ini sinergisitas kita cukup baik," terang Kajari Ledrik.

Kajari Ledrik menuturkan semua terobosan dan inovasi itu dicetuskannya untuk tujuan mulia. Agar masyarakat merasakan kehadiran Kejaksaan sebagai institusi penegak hukum yang humanis dan berpihak pada kebenaran. "Masyarakat kita harus dibuat mengerti hukum agar mereka tak terjerat hukum. Prinsip kita melayani dengan sepenuh hari, karena tugas kami adalah melayani, melayani dan melayani," tegasnya.

Belum puas dengan itu, Kajari Ledrik ke depannya sudah menyiapkan banyak terobosan baru. Penataan kantor dengan berbagai fasilitas tinggal selangkah lagi terealisasi. Akan ada gerai ATM, pos satpam, masjid megah, dan lapangan olahraga. "Kita juga sedang memikirkan adanya rumah untuk pegawai Kejari. Karena banyak yang indekos. Bekerjasama dengan Pemkab, membuat perencanaan rumah susun. Namanya Graha Adhyaksa," imbuh Kajari Ledrik.

Selain itu, sinergisitas Kejari Buton bersama Pemkab akan dikuatkan lagi dengan kolaborasi dalam membuat event-event daerah yang bisa menghidupkan ekonomi kerakyatan. Sebab Kejaksaan juga punya komitmen ikut andil dalam pemulihan ekonomi. (lyn/b)

  • Bagikan

Exit mobile version