Wujudkan Buteng Religius, Cetak Generasi Qurani

  • Bagikan
Pj Bupati Buteng Muhammad Yusup (pakai kopiah bermotif) menunaikan salat Idul Adha

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pj Bupati Buton Tengah (Buteng) Muhammad Yusup punya mimpi mulia. Ia ingin menjadikan Buteng sebagai gudang santri penghafal Alquran. Baginya, daerah yang religius punya kecenderungan hidup aman tentram dan damai. Generasi yang tumbuh dengan fondasi pendidikan agama yang kuat akan sangat menjamin kehidupan sosial yang nyaman.

“Saya ingin di Buteng ini lahir generasi Quran, kita akan cetak banyak hafis. Dukungan pemerintah akan kita berikan utamanya soal anggaran,” katanya.

Pj Bupati Buton Tengah (Buteng) Muhammad Yusup

Masjid-masjid sambungnya, tak boleh ramai hanya ketika Ramadan dan salat Jumat saja. Makanya tiap desa harus punya guru ngaji, kepala desa harus ikut memantau proses pembelajaran anak-anak di desanya, “Ini saya lagi pikirkan konsepnya, intinya kita ingin Buteng menjadi daerah yang religius, kalau sudah religius Insya Allah harmonisasi antar masyarakat, mayarakat dengan pemeritah, masyarakat dengan tamu-tamu dari daerah lagi pasti akan tercipta,” tambahnya.

Bupati Buteng Gagas Program Umrah Gratis
-Apresiasi Sumbangsih Imam Masjid

Bisa menginjakan kaki di tanah suci menjadi mimpi seluruh muslim yang taat beragama. Naik haji atau melakukan perjalanan umroh umumnya hanya bisa dilakukan oleh mereka yang mendapat rezeki lebih dalam bentuk finansial. Namun bagi warga Buton Tengah (Buteng), ‘lorong’ khusus menuju tanah suci tanpa harus menabung puluhan tahun.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buteng kini menggagas program khusus bagi guru ngaji dan imam masjid. Mereka akan difasilitasi terbang ke tanah suci. Seluruh biaya bertamu di rumah Allah itu akan ditanggung pemerintah daerah.

Pj Bupati Buteng Muhammad Yusup di balik tokoh yang menjadi inisiator program ini. Menurutnya, ide itu lahir sebagai wujud apresiasi kepada para pegiat agama Allah SWT. “Itu akan saya lakukan sebagai wujud komitmen dalam meningkatkan pelayanan keagamaan. Buteng kita ingin jadikan kota santri. Jadi kita berikan penghargaan kepada imam masjid agar lebih giat lagi,” katanya.

Buteng kata dia, dikenal sebagai daerah yang kental dengan nilai-nilai agama dan masyarakatnya yang religius. Maka hal itu perlu terus didukung oleh pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan. Jika postur APBD memungkinkan, dirinya tak segan memberangkatkan beberapa imam sekaligus.

"Kita lihat postur keuangan. Tapi itu akan saya lakukan. Bisa saja saya berangkatkan satu orang, dua orang, atau bahkan sekaligus tujuh orang. Tergantung kemampuan anggaran. Kita lihat dengan aturan yang berlaku apakah bisa dianggarkan,” imbuhnya.

Khusus bagi para imam yang memiliki peran vital dalam mewujudkan Buteng yang berkah, Muhammad Yusup berpesan agar mereka tetap konsisten melakukan tugas-tugasnya. Sementara pemerintah daerah akan mengupayakan yang terbaik demi memberikan apresiasi yang layak. Salah satunya dengan bonus umrah.

"Kita harus berikan penghargaan kepada mereka yang lebih giat lagi dalam syiar-syiar islam. Apalagi Buteng ini dikenal sebagai daerah religius,” pungkasnya.

Transportasi Lokal Jamaah Haji Ditanggung Pemda

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton Tengah (Buteng) kebagian kuota haji tahun 2022 ini sebanyak 14 orang jemaah. Saat ini, jemaah haji asal Buteng tengah berada di tanah suci. Pemberangkatan akhir Juni lalu dan baru akan kembali pada Agustus mendatang.

Jamaah haji Buteng tergabung dalam kelompok terbang (kloter) Embarkasih Makasar. Biaya pemberangkatan haji yang disetor ke kas negara hanya terhitung dari Embarkasih Makasar menuju Saudi Arabia dan sebaliknya. Biaya dari Buton Tengah ke Makasar disebut biaya lokal yang masih harus ditanggung mandiri oleh jamaah.

Sekretaris Kabupaten Buteng, H Kostantinus Bukide mengatakan, kuota haji yang diterima Buteng tahun ini mengalami penurunan. Hal itu terkait dengan kebijakan pemerintah Arab Saudi yang membatasi jumlah pendatang di negara mereka termasuk calon jamaah haji. Selain itu, pemerintah Indonesia juga mengeluarkan kebijakan membatasi umur calon haji.

"Indonesia tahun ini mendapat kuota kurang lebih 100 ribu calon jamaah haji. Di tahun-tahun sebelumnya, kuota yang diberikan oleh bisa mencapai 200 ribu sampai 300 ribu peserta. Kuota secara global dibatasi dari basanya bisa mencapai 3 juta lebih, sekarang hanya 1 juta di seluruh dunia," katanya.

Lanjut dia, biaya transportasi lokal jamaah haji dari Buteng ditanggung pemerintah daerah. Transportasi tersebut mencakup biaya pulang pergi dari Buteng menuju asrama Embarkasi Makassar. "Saya tidak tahu hitungannya berapa per orang. Yang jelas kebutuhan transportasi dari Buteng menuju asrama Embarkasi dan dari Embarkasi menuju Buteng ditanggung APBD," katanya.

Pada acara pelepasan jamaah, Sekab berpesan kepada para jamaah untuk senantiasa kompak selama proses pelaksanaan ibadah haji serta menjaga nama baik Butengd kapan pun dan dimana pun. "Nama Buteng dipertaruhkan. Jaga nama baik daerah karena nanti akan bertemu dengan saudara-saudara dari kabupaten lain," pintanya. (b/uli/lyn/adv)

  • Bagikan