KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Kabupaten Buton Tengah (Buteng) masih terus berbenah dan mengejar ketertinggalan pembangunan. Salah satu parameter kemajuan daerah adalah kondisi dan fasilitas yang tersedia di ibu kota. Mulai dari poros ibu kota, gedung pertokoan dan perkantoran hingga lalu lintas di pusat kota.
Lalu lintas harian kendaraan di wilayah Buteng cukup tinggi. Paling ramai di jalan poros Wamengkoli-Lombe. Pagi hingga malam hari, lintasan itu ramai kendaraan. Wamengkoli-Lombe melewati poros ibu kota Labungkari. Sebagai beranda (ruang tamu) daerah, Labungkari perlu ditata lebih cantik dan mencerminkan suasana ibu kota.
Lahirlah ide peningkatan poros Wamengkoli-Lombe menjadi dua jalur. Selain memperindah pusat kota, rute itu bisa lebih aman dan tertib dilewati kendaraan. Pj. Bupati Buteng, Muhammad Yusup mengatakan rute tersebut memang layak dibangun dua jalur. Itu sangat memungkinkan karena sempadan jalan masih begitu luas, dan pemukiman warga belum terlalu padat.
"Kita rencanakan dua jalur, kalau keuangan daerah kita belum mampu tahun ini, akan kita wujudkan tahun depan," ungkap Muhammad Yusup. Dia memperkirakan proyek itu bisa menelan anggaran sekitar Rp200 miliar dengan jangkauan kurang lebib 30 kilometer. Meski cukup besar, namun akan sebanding dengan dampak dominonya kelak. Perekonomian daerah akan meroket dan merangsang pembangunan infrastruktur lainnya.
"Kalau sudah dua jalur dampaknya banyak, pemukiman akan berkembar cepat. Kemudian di sana juga ada wilayah perkantoran pemerintah," terangnya. Untuk mewujudkan itu, ia butuh dukungan semua pihak. Baik OPD dalam hal perencanaan maupun DPRD dalam hal penganggaran.
Sanitasi Memadai, Lingkungan Sehat
Pemerintah Kabupaten Buteng memastikan pemukiman warga dilengkapi dengan sistim sanitasi yang memadai. Itu demi memberikan lingkungan tempat tinggal yang sehat. Tahun ini, Pemkab memalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) saat ini menata sanitasi
warga di sejumlah kecamatan.
Ada pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) kombinasi mandi-cuci-kakus (MCK), pembangunan MCK kombinasi IPAL komunal, pembangunan baru IPAL skala pemukiman kombinasi MCK, pembangunan tangki septik skala individual perdesaan minimal 50 KK, pembangunan IPAL skala pemukiman kombinasi MCK, pembangunan MCK dan jaringan perpipaan lembaga pendidikan agama, dan pembangunan tangki septik komunal.
Tangki septik individual rencananya akan didirikan di 5 kecamatan yang tersebar di Desa Nepa Mekar Kecamatan Lakudo, Desa Kamama Mekar Kecamatan Gu, Desa Morikana Kecamatan Mawasangka Tengah, Desa Wakambangura dan Desa Gumanano Kecamatan Mawasangka serta Desa Kokoe Kecamatan Talaga Raya.
Sedangkan tangki septik komunal akan difokuskan pembangunannya di satu kecamatan di Desa Lalibo, Desa Lanto, dan Desa Katukobari Kecamatan Mawasangka Tengah. Kemudian IPAL kombinasi MCK di Kelurahan Lakudo dan Kelurahan Watolo Kecamatan Mawasangka. "Khusus sanitasi, Buteng dijatah Rp 4,7 miliar untuk pembangunan tangki septik individual, tangki septik komunal, dan IPAL kombinasi MCK di 11 desa dan kelurahan," ungkap Aminuddin Kepala Dinas PUTR Buteng. Lanjut Aminuddin menjelaskan, proyek sanitasi yang ditangani lembaganya tahun ini pengerjaannya memberdayakan masyarakat setempat.
“Proyek sanitasi ini memanfaatkan tenaga kerja dari masyarakat. Jadi, yang melaksanakan bukan kontraktor melainkan KSM yang dibentuk melalui musyawarah desa sebagai pelaksana kegiatan,” tukas Aminuddin. Pembangunan infrastruktru sanitasi itu sejalan dengan program prioritas Bupati Buteng M.Yusup yang menargetkan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM meliputi 3 indikator yakni kesehatan, pendidikan dan ekonomi atau daya beli. (adv)