KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pasar menjadi sentra pergerakan ekonomi masyarakat yang paling padat setiap harinya. Aktivitas perkulakan itu berpotensi menjadi kumuh jika jumlah pedagang dan pembali tak lagi sebanding dengan fasilitas yang ada. Kondisi itu terjadi pada seluruh pasar rakyat yang ada di Baubau. Sebut saja, Pasar Rakyat Karya Nugraha, Pasar Laelangi dan Pasar Wameo. Ketiga pasar itu kini sudah penuh sesak, bahkan banyak ruang kosong untuk parkir dan pedestrian justru menjadi lapak pedagang.
Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse, mengaku, sudah memikirkan persoalan itu. Ia bahkan telah punya rencana membangun pasar baru, agar pedagang dan pembeli bisa diurai. "Yang pasti kita akan sampai di titik, bahwa pasar ini misalnya Wameo tidak boleh lagi ada lapak-lapak area yang bukan peruntukannya. Ketika itu kita pikirkan, maka harus ada solusi mau dikemanakan mereka. Saya sekarang sudah mencari lahan yang cocok untuk kita bangun pasar baru lagi," ungkap pria yang karib di sapa Moni itu, Minggu (17/7).
Sejauh ini ada dua titik pemukiman warga yang dianggap sudah butuh pusat perkulakan yakni di Kecamatan Wolio area kilometer 4 dan di Kecamatan Lipu, wilayah Palagimata. "Di kilo 4 ke atas dan area Palagimata menurut saya itu sudah perlu sekali ada pasar. Selama ini mereka terlalu jauh turun ke bawah untuk belanja kebutuhan," kata Baubau-1 tersebut.
Soal lahan, sudah ada sasaran, meski belum final. Sebab masih dilakukan analisis teknis sebelum mendirikan bangunan publik. Jika itu sudah menemui kepastikan, Pemkot akan membidik sumber pengganggaran. "Salah satunya diajukan ke pusat, biasanya ada dana tugas perbantuan," pungkasnya. (c/mel/lyn)