KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Program "Bapak Angkat" digagas Bupati Konawe Selatan (Konsel), Surunuddin Dangga, dalam upaya mendorong percepatan penanganan dan pencegahan stunting di otoritanya. Hal tersebut disampaikannya saat membuka kegiatan Rembuk Stunting, Rabu (13/7). "Program ini sebagai aksi serius dan komitmen untuk percepatan penanganan masalah stunting. Bapak angkat untuk anak sunting atau potensi stunting akan dilakukan pasca pemetaan, pendataan potensi serta jumlah stunting di wilayah tuntas," ungkapnya.
Olehnya itu ia meminta para pihak terkait, mulai tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten menuntaskan pendataan. Masing-masing desa harus memiliki data yang akurat. Sehingga mudah dipetakan dan dilakukan intervensi sesuai dengan keadaan. "Saya sangat serius untuk masalah ini. Bila dibutuhkan, saya akan bagi semua OPD, untuk mengambil peran sebagai bapak angkat keluarga stunting se kabupaten," tegas bupati dua periode tersebut.
Diketahui, Konsel masih berada pada potensi angka stunting nasional, yakni 2.763 jiwa. Jumlah keluarga yang berisiko stunting sebanyak 32.902 kepala keluarga. "Aksi nyata seluruh lapisan pemerintah dan masyarakat harus dioptimalkan. Peran dan fungsi semua elemen harus saling mendukung. Bekerja sama mewujudkan sumber daya manusia yang unggul menuju Konawe Selatan bebas stunting tahun 2024," ujarnya.
Lebih lanjut Surunuddin mengatakan, selain intervensi yang dilakukan, pemahaman akan stunting harus ditingkatkan. Pasalnya, masih ditemukan keluarga yang memiliki kemampuan ekonomi cukup, namun karena kurang pemahaman hingga mengakibatkan berpotensi terjadi bahkan sudah terdampak stunting.
"Kemudian, pencegahan stunting harus dimulai dari lingkup keluarga, baik dengan pendekatan ekonomi maupun sosial serta pemanfaatan lahan tidur untuk kekuatan pangan keluarga di masing-masing desa," pungkasnya. Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Adam Azhar Amirullah, selaku panitia rembuk stunting mengungkapkan, Pemkab akan memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara bersama-sama. Antara OPD penanggung jawab layanan dengan sektor atau lembaga nonpemerintah dan masyarakat.
"Dalam rembuk stunting, disampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting kabupaten terintegrasi. Mendeklarasikan komitmen Pemkab dan menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi. Serta membangun komitmen publik dalam kegiatan penurunan stunting secara terintegrasi," ujarnya. Adam menyebut peserta kegiatan diikuti oleh, pimpinan daerah, OPD terkait, camat se-Kabupaten Konsel, kepala desa, rencana lokus intervensi tahun 2023 sebanyak 25 desa, Tim Pengerak PKK, serta perwakilan tokoh masyarakat dan pendamping Kabupaten. (b/ndi)