KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Untuk mengatasi kekumuhan, Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) mengubah metode pengangkutan sampah. Tempat Penampungan Sementara (TPS) diganti dengan bin kontainer. Pasalnya, TPS tak lagi menjadi solusi mengatasi sampah justru sebaliknya. Dengan bin kontainer, pengangkutan sampah lebih mudah.
Kabid Tata Lingkungan Hidup dan Kebersihan DLHK Kota Kendari Adi Jaya Purnama mengatakan program untuk menggantikan TPS dengan bin container ini hanya dilakukan di wilayah poros-poros kota saja. Sedangkan yang di lorong itu akan digunakan sistem jemput sampah dari rumah ke rumah dengan tarif Rp 30 ribu perbulan.
"Bin kontainer ini hanya diberlakukan di jalan poros saja tidak untuk di lorong-lorong. Sedangkan untuk di lorong itu akan dijemput di rumah. Tarif itu bukan kami yang tentukan, tetapi kesepakatan antara warga yang memang mau sampahnya di jemput dirumah," ujarnya, Selasa (12/7).
Saat ini lanjutnya, sudah ada 40 kelurahan yang menerapkan jemput sampah dari rumah. Hal ini sangat efektif dalam pembersihan sampah-sampah yang selalu berserakan di jalan. Sampai saat ini juga masih banyak warga yang belum taat terkait jam buang sampah.
"Target kita tahun ini, semua TPS yang dibangun di pinggir jalan utama dan sudut-sudut kota akan dibongkar. Saat ini sudah ada sekitar 60 TPS yang dimusnahkan. Inisiatif kami untuk jemput ke rumah-rumah warga itu karena melihat masih banyaknya warga yang tidak tempat waktu dalam membuang sampah," jelasnya.
Tahun ini semua TPS sudah tidak ada lagi di jalan-jalan protokol maupun jalan umum. Dengan begitu, wajah kota terlihat lebih tertata dan bersih. Untuk mendukung konsep penanganan sampah yang dijemput dari rumah ke rumah, maka Pemkot Kendari saat ini sudah mengadakan dua armada Compactor, truk pengangkut yang dilengkapi alat pemadat sampah.
"Jadi konsepnya pemusnahan TPS nanti akan berbeda-beda sesuai dengan kondisi lingkungan, tergantung kesepakatan warga yang ada di lingkungan itu. Apakah nanti mau menggunakan tong sampah masing-masing di depan rumah atau kesepakatan masyarakat itu sendiri, namun yang jelas kita ingin fungsi TPS itu digantikan oleh mekanisme untuk menjemput langsung ke warga," katanya.
Ia menambahkan, TPS sementara yang ada di berbagai jalan utama itu membuat wajah Kota Kendari tidak ramah dari sisi pemandangan dan perilaku masyarakat yang tidak taat membuang sampah. Olehnya itu pihak DLHK Kendari terus menerus Sosialisasi Persampahan yang diselenggarakan DLHK diikuti para Ketua RW/RT dan pengelola sampah.
"Alhamdulillah, untuk di kelurahan Tobuha itu kami sudah hilangkan. Kemudian TPS yang kelihatan kumuh seperti awunguluri itu kami sudah ganti dengan container," ungkapnya. (b/m1)