Desain Kalosara Direstui Lembaga Adat

  • Bagikan
REVITALISASI TAMKOT : Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir (depan, kiri) didampingi Kepala Dinas PUPR Erlis Sadya Kencana (depan, kanan) memantau proyek revitalisi Taman Kota beberapa waktu lalu

Lelang Proyek Revitalisasi Tamkot Dimulai

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Revitasi Taman Kota (Tamkot) tahap II sedikit molor. Penyebabnya, desain monumen Kalosara beberapa kali harus direvisi. Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari ingin desain monumen benar-benar sesuai dengan rekomendasi lembaga adat.

Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir mengakui pengerjaan proyek Tamkot telat dari jadwal awal. Harusnya, lelang dimulai awal tahun. Namun karena persoalan desain, proses lelang bisa dimulai pertengahan tahun ini. Saat ini, prosesnya sudah berjalan. Anggaran yang disiapkan sebesar Rp 9 miliar.

"Memang ada sedikit penundaan karena kita ingin desainnya (monumen kalosara) itu sesuai dengan rekomendasi lembaga adat. Itu baru selesai pertengahan tahun ini makanya baru kita proses (lelangnya)," jelas Sulkarnain, Senin (11/7).

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam proyek ini. Pada tahap II, proyek revitalisasi Tamkot meliputi finishing jogging track dan pembangunan monumen konasara. "Kalau sudah selasai (lelang), kita akan mulai (pengerjaannya)," ungkapnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas PUPR Kota Kendari, Erlis Sadya Kencana mengungkapkan akan menuntaskan pembangunan jogging track. Jogging track dibangun untuk pengunjung yang ingin berolahraga di taman. Menariknya, jogging track dibangun dua lantai sehingga bisa mengakomodir masyarakat yang datang berolahraga.

Selain itu, pihaknya juga membangun monumen Kalosara yang fungsinya bisa menjadi sarana edukasi masyarakat tetang adat dan isitiadat Kota Kendari. Erlis memastikan monumen kalosara dibangun sama persis dengan kalosara masyarakat Kota Kendari sehingga nantinya bisa menjadi sarana edukasi pengunjung khususnya generasi muda agar bisa mengetahui sejarah dan adat istiadat Kota Kendari.

"Sebelum dilaksanakan pembangunan monumen kalosara ini, kita sudah pernah dibahas mengenai konsep dasar yang dimotori pak Sekretaris Kota (Sekot) dengan melibatkan tokoh adat. Yang mana, desainnya harus sesuai dengan adat istiadat," ungkap Erlis.

"Kami upayakan sama persis dan semirip mungkin bentuk dari tata kalosaranya. Misalnya penggunaan rotannya, ornamen-ornamen, lambang atau simbol yang digunakan yang menggambarkan persatuan, kerukunan seluruh penduduk yang ada di Kota Kendari," tambahnya. (b/ags)

  • Bagikan