KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Lelang proyek kantor gubernur harus diulang. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) terpaksa mengulang lantaran harga material sudah tak sesuai. Kondisi ekonomi global yang tak stabil membuat harga material melambung tinggi.
"Jadi, dokumen lelang sudah kita masukan kembali ke Biro Layanan Pengadaan (BLP). Saat ini, kita tinggal tunggu pelaksanaannya dan hasilnya," beber Pahri Yamsul Kepala Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang Sultra, Minggu (10/7).
Mega proyek ini kata dia, sudah pernah dilelang sejak Maret 2022 lalu. Untuk tahap pertama, anggarannya sekitar Rp 27 miliar.
"Proyek ini sudah sempat tayang di bulan tiga kemarin. Hanya karena fluktuasi harga minyak dunia mengalami kenaikan signifikan akibat perang Rusia-Ukraina sehingga berpengaruh terhadap harga bahan seperti besi beton juga naik. Makanya, harus direvisi ulang dari harga yang dihitung sebelumnya," jelasnya.
Jika lelang tuntas, pihaknya akan segera memanggil pemenang tender untuk disampaikan secara teknis metodologi pengerjaannya. "Supaya kita berikan penjelasan teknik untuk segera bisa tuntas tahap pertama sesuai jadwal dan kontrak tender di bulan Desember," katanya.
Meskipun mengalami beberapa penundaan, Direktur Cabor Sofball Indonesia ini optimis proyek kantor gubernur itu bisa dilaksanakan tahun 2022. "Setelah dihitung-hitung, kita punya waktu masih cukup. Karena paling masa empat bulan bisa kita tuntaskan untuk pondasi bawah semua sesuai kontrak," ujarnya.
Secara kesiapan sambungnya, pembangunan kantor gubernur tahap I sudah tak ada kendala. Tidak hanya dari segi perencanaan, namun juga perhitungan harga. "Kita pastikan proyek ini benar-benar matang. Makanya, harga satuannya harus diperhitungkan agar pengerjaannya terhenti di tengah jalan karena persoalan harga," tutupnya. (c/kam)
Proyek Kantor Gubernur
-Setinggi 22 Lantai
-Pengerjaannya Bertahap
-Sumber APBD Sultra
-Lokasi Belakang Kantor Lama
Pengerjaan Konstruksi Tahap I (2022)
-Anggaran Rp 27 Miliar
-Peruntukan Konstruksi Dasar Gedung
-Gagal Tender Maret lalu Lantaran Harga Material Meningkat
-Juli Tender Ulang
2020
-Perencanaan, Amdal dan Fesibility Study Rampung 2020
-Anggaran Rp 1,5 Miliar