KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Perjalanan program kegiatan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun 2022, sudah melewati satu semester. Meski begitu, realisasi program kerja daerah belum terlihat di lapangan. Kegiatan fisik nyaris belum terlihat sehingga serapan anggaran juga "jalan di tempat".
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Buton, Sunardin Dani, menyebut, serapan anggaran hingga akhir Juni lalu baru berada pada angka kurang lebih 30 persen. Itu artinya APBD senilai hampir Rp 1 triliun, baru dikelola Rp 300 miliaran.
"Iya realisasi belanja sekitar 30,15 persen per 30 Juni 2022," katanya, Minggu (10/7). Menurut Sunardin Dani, berjalan lambatnya serapan itu dikarenakan banyak paket proyek yang belum dilelang oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Sehingga anggaran yang diserap, baru dana rutin atau kegiatan tender yang bersifat penunjukan langsung. "Baru sebagian fisik, lainnya masih dalam tahap pelelangan," terangnya. Dalam Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Buton yang ditampilkan 7 Juli, memang terlihat proyek yang terlihat masih sedikit. Baru berupa kegiatan dengan anggaran ratusan juta rupiah. Untuk proyek fisik bernilai miliaran, baru pembangunan pasar rakyat Wajah Jaya dengan anggaran Rp 2,7 muliar yang ditayangkan.
"Kalau kami tergantung OPD. Jikau sudah berjalan, pasti kami bayarkan," tambahnya. Saat ini, pihak BPKAD tengah menghadapi penyusunan draf APBD Perubahan 2022. Itu juga akan dipengaruhi oleh kondisi realisasi kegiatan dalam APBD induk. Sehingga ia berharap, OPD segera mempercepat langkah untuk memaksimalkan serapan anggaran masing-masing. (b/lyn)