KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Kabupaten Buton baru saja merayakan hari jadinya yang ke-63 tahun. Perdana digelar karena baru ditetapkan dalam peraturan daerah (Perda), seremoni akbar itu langsung dipimpin Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), H. Ali Mazi. Putra asli Buton itu pun mengapresiasi usaha Bupati, La Bakry dan jajarannya menelisik sejarah Kabupaten Buton hingga menetapkan hari jadinya itu. Gubernur Ali Mazi yang mengenakan busana khas Kesultanan Buton mengambil tempat sebagai inspektur upacara di Alun-alun Takawa Pasarwajo, Senin (4/7) kemarin. Sejumlah kepala daerah turut hadir dan berseragam adat kebesaran pula. Ada Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse, Bupati Buton Utara, H. Muh. Ridwan Zakariah, Pj Bupati Buteng, Muhammad Yusup, Pj Bupati Busel, Budiman, Pj Bupati Muna Barat Dr. Bahri, Wakil Bupati Wakatobi, Ilmiati Daud dan para undangan lainnya.
Menurut gubernur, perayaan HUT Buton adalah yang pertama kali digelar. Padahal usianya sudah 63 tahun sejak pertama kali diundangkan sebagai daerah tingkat II pada 1959 silam. Karena itu, seremoni itu terasa sangat istimewa, apalagi dirangkaikan pula dengan peringatan hari jadi ke-19 Pasarwajo sebagai ibu kota kabupaten. Tentunya itu berkat kerja-kerja La Bakry dan jajarannya dalam memperjelas sejarah lahirnya bumi penghasil aspal tersebut.
“Upacara ini harus dimaknai bersama. Inilah momentum untuk merefleksikan dan mengevaluasi kembali catatan sejarah perjalanan daerah ini. Penyelenggaraan roda pemerintahan, kebijakan pembangunan hingga pembinaan perilaku masyarakat dalam kehidupan sosial ekonomi," katanya.
Gubernur dua periode itu juga memuji capaian hasil pembangunan di Buton dibawah kendali La Bakry dan Wakilnya, Iis Elianti. Ia melihat telah ada kemajuan di berbagai bidang. Buton telah dianugerahi dengan potensi sumber daya yang melimpah. Pemerintah sudah banyak berbuat untuk pengembangannya demi kemakmuran rakyat. Akan tetapi, pemerintah daerah juga jangan menutup mata dengan kekurangan yang pastinya masih ada.
"Saya menitip pesan agar kita semua senantiasa menciptakan konsidi harmonis, memperkuat sinergitas, bahu membahu berdasarkan falsafah Pobinci-binci kuli (saling merasai satu sama lain)," tambahnya.
Namun demikian, capaian-capaian itu tak terlepas dari jasa para pendahulu. Olehnya itu, dia mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas para mantan bupati dan mantan anggota dewan serta para tokoh yang telah berkontribusi pikiran tenaga dan waktu dalam pembangunan Buton. Sebagai bagian dari wilayah Sulawesi Tenggara, Pemprov juga turut andil membangun Buton dari berbagai sektor. Sejumlah program Pemprov yang diturunkan di Buton antara lain pengembangan potensi sektor perikanan telah disiapkan industri perikanan di desa talaga baru, pengolahan aspal Buton ke depan, pembangunan jalan provinsi yang menghubungkan Buton dan Busel, dukungan pendirian Institut Teknologi Kelautan (ITK) Buton dan penanganan stunting. "Saya berharap apa yang kita lakukan selalu mendapat support dari masyarakat agar peluang keberhasilnya semakin besar," tutupnya.
Selain gubernur, pujian atas kepemimpinan La Bakry-Iis Elianti juga datang dari seniornya, Safei Kahar. Mantan Bupati Buton dua periode ini mengapresiasi lahirnya Perda HUT kabupaten itu. “Saya memberikan apresiasi kepada Bupati Buton La Bakry. Beliau telah sempat menyelenggarakan hari ulang tahun yang ke-63 tahun,” katanya. Selain itu, Safei Kahar menyampaikan bahwa kabupaten Buton saat ini mengalami perkembangan dalam berbagai aspek pembangunan. "Alhamdulillah semakin baik, juga pelayanan masyarakat semakin baik, pelabuhan sudah berfungsi,” pungkasnya.
1.000 Talang Jamu Tamu Istimewa
Parayaaan HUT ke-63 Kabupaten Buton ditutup dengan pesta adat Pakande-kandea, Senin (4/7) siang di halaman kantor bupati. Pakande-kandea adalah perjamuan berkonsep adat budaya oleh masyarakat Wolio. Setiap peringatan hari besar oleh suku Buton selalu identik dengan acara pakandekandea atau makan bersama. 1.000 talang berisi aneka makanan tersaji di hadapan para tamu undangan. Gadis-gadis cantik duduk bersila siap melayani.
Sebagai putra asli Buton, Gubernur Sultra, H. Ali Mazi mengaku tahu betul filosofi acara tersebut. Kepada para tamu dia menjelaskan, Pakandekandea adalah tradisi masa kerajaan saat menerima kembalinya para kesatria dari medan perang. "Saat ini tetap kita lestarikan, tetapi peruntukannya berkembang sebagai bentuk penghargaan dan penyambutan tamu, seperti yang tengah berlangsung saat ini," terangnya.
Bupati Buton, La Bakry, juga mengungkapkan hal senada. Dikatakannya, 1.000 talang yang tersedia itu disiapkan untuk para tamu yang hadir dan turut mendoakan Kabupaten Buton diusianya yang ke-63. Ia mengaku sangat bangga karena Gubernur Sultra, Ali Mazi bersama jajarannya berkesempatan memenuhi undangan Pemkab Buton. Termasuk juga dengan kehadiran para bupati daerah tetangga. "Kami senang, terharu dan bangga dengan kehadiran semua tamu. Jika ada kekurangan mohon dimaklumi, karena ini perdana kami gelar setelah menetapkan hari jadi kabupaten. Dan ini akan terus dilakukan perbaikan," jelasnya.
Ketua Panitia HUT Kabupaten, Alimani, menyebut, ada 1.000 talang yang merupakan partisipasi dari OPD, kecamatan kelurahan dan desa hingga RT/RW. "Masyarakat yang masak dan mereka antusias," kata Asisten I Setkab Buton tersebut. (adv/lyn)