KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Kabupaten Buton berusia ke-63 tahun, Senin 4 Juli kemarin. Salah satu daerah kepulauan besar di Indonesia itu sudah "melahirkan" lima "anak" sebagai daerah otonom. Dimulai dengan pemekaran ibu kota kabupaten yakni Kotamadya Baubau tahun 2001, disusul pemekaran Kabupaten Bombana dan Kabupaten Wakatobi, tahun 2003. Lalu, tahun 2014, lahir lagi otonom baru yakni Buton Selatan dan Buton Tengah. Usia 63 tahun menjadi tahun emas bagi sang induk, Kabupaten Buton.
Perkembangan dan pemekaran wilayah saat itu merupakan keniscayaan yang harus dilakukan guna percepatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Maka sebagai salah satu daerah kabupaten yang tertua di jazirah Sulawesi Tenggara, Kabupaten Buton harus mengembangkan wilayah guna memperpendek rentang kendali dan peningkatan pembangunan.
Terlepas secara administrasi dari Kota Baubau, Kabupaten Buton memindahkan ibukotanya di Pasarwajo. Sejak saat itu, pemerintah daerah hanya memperingati hari jadi ibu kota kabupaten Pasarwajo yakni setiap 10 Juni. Di penghujung masa baktinya, Bupati Buton La Bakry menggagas penetapan hari jadi atau HUT kabupaten setiap 4 Juli agar histori pembentukan daerah itu bisa diperingati seluruh masyarakat Buton di tujuh kecamatan, 83 desa dan 12 kelurahan.
Setelah melewati kajian mendalam berdasarkan kajian histori dan bukti-bukti otentik sejarah yang mencatat bahwa pembentukan Kabupaten Buton berdasarkan Undang-undang nomor 29 tahun 1959 tentang pembentukan daerah tingkat II di Sultra, tanggal 4 Juli 1959. Maka dari itu, Senin 4 Juli 2022, untuk pertama kalinya upacara peringatan HUT Kabupaten Buton digelar. Gubernur Sultra Ali Mazi mendapat kehormatan menjadi inspektur upacara di alun-alun Takawa, Buton.
Gubernur Ali Mazi menyebut sebagai kabupaten induk, Kabupaten Buton sudah melewati banyak dinamika pembangunan. Selama 4 tahun 10 bulan dipimpin duet Bupati La Bakry dan Wakil Bupati Iis Elianti, capaian pembangunan Buton makin nyata.
Duet kepala daerah itu disebut Gubernur Ali Mazi, sudah memajukan daerah sesuai potensinya. Mulai dari aspal Buton, infrastruktur publik, perikanan dan pertanian, pariwisata dan lainnya.
"Setelah 63 tahun terbentuk, Buton sudah melewati begitu banyak dinamika. Pembangunan terus berjalan, dan sudah banyak capaian pemerintah kabupaten Buton saat ini dalam kendali Bupati La Bakry dan Wakil Bupati Iis Elianti. Dan capaian itu patut kita apresiasi," kata Gubernur Ali Mazi saat memimpin upacara HUT ke-63 Buton, Senin (4/7), kemarin.
Mewakili masyarakat Sultra, Gubernur Ali Mazi memberi selamat dan menitip doa serta harapan agar Buton makin maju. "Apa yang belum selesai, segera diselesaikan dan yang sudah tercapai dapat dipertahankan. Selamat HUT Kabupaten Buton dan HUT Ibu Kota Pasarwajo. Ini adalah berkah untuk kita semua. Saya mengapresiasi Pak Bakry dan Ibu Iis Elianti karena berkat kontribusi mereka dan jajarannya, akhirnya hari jadi Kabupaten Buton dapat diperingati," kata Gubernur Ali Mazi.
Kabupaten Buton sudah menorehkan sederet prestasi. Bupati Buton La Bakry membeberkan capaian pembangunan yang dilakukan bersama Wakil Bupati Iis Elianti. Pemkab Buton masuk 10 daerah terbaik pengelolaan jaringan dokumentasi dan informasi hukum kategori kabupaten secara nasional tahun 2020 dan dianugerahi penghargaan dari Badan Pembina Hukum Nasional Kemenkumham RI.
Pemkab Buton lima kali berturut-turut mempertahankan predikat Kabupaten Peduli Hak Asasi Manusia (HAM) dari Kementerian Hukum dan HAM RI. "Tahun 2020, Kabupaten Buton meraih peringkat 1 (satu) dan meraih penghargaan kabupaten paling inspiratif dalam hal kinerja penanganan konvergensi penurunan stunting," ujar Bupati La Bakry kepada Kendari Pos, Senin (4/7), kemarin.
Pemkab Buton juga konsisten mengelola aset dan keuangan daerah sesuai regulasi. Indikatornya, Pemkab Buton berhasil mengoleksi raihan sembilan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI Perwakilan Sultra. Kabupaten Buton meraih penghargaan atas capaian kinerja pemerintah daerah atas akuntabilitas kinerja Pemerintahan Daerah tahun 2021 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI.
Di sektor kesehatan, Bupati La Bakry getol membangun Puskesmas. Sebagian besar Puskesmas di Buton memberikan layanan rawat inap. Sedangkan di sektor pendidikan, beasiswa dan seragam sekolah gratis untuk siswa baru dikucurkan.
Selain pembangunan sumber daya manusia pada sektor kesehatan dan pendidikan, Bupati La Bakry juga membeberkan capaian di sektor infrastruktur, khususnya pembangunan jalan kabupaten. Berdasarkan data, total panjang jalan yang dibangun selama empat tahun terakhir sekira 482 kilometer.
Jalan teraspal dengan kondisi baik atau mantap sekira besar 175 kilometer (36,50 persen), kondisi sedang sekira 36 kilometer (7,59 persen). Sedangkan dan kondisi rusak ringan sekira 143 kilometer (29,72 persen), dan kondisi rusak berat sekira 126 kilometer (26,19 persen). "Capaian tersebut tentunya terus ditingkatkan dalam rangka konektivitas untuk mendukung pergerakan dan pertumbuhan ekonomi daerah," jelas Bupati La Bakry.
Masih soal infrastruktur jalan, Bupati La Bakry menyebut salah satu proyek strategis yang masih menjadi "PR" bersama untuk dituntaskan adalah ruas jalan Lawele-Muntowu sekira 29 kilometer. "Ini belum maksimal dan masih perlu keberlanjutan agar apa yang diinginkan bersama dapat tercapai," imbuhnya.
Untuk mendukung peningkatan produksi sektor pertanian, Bupati La Bakry telah memperbaiki infrastruktur. Irigasi dalam kondisi baik dari 66.28 persen menjadi 66,64 persen. Persentase kondisi saluran drainase kondisi baik meningkat setiap tahunnya.
"Semua capaian itu adalah buah dari kerja sama yang baik lintas sektor. Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembangunan daerah. Prestasi yang diraih adalah berkat kerja-kerja kita semua," pungkas Bupati La Bakry. (lyn/b)
Usia Emas Sang Induk