Bawa Misi Sejahterakan Petani
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, mantan Panglima TNI dan memimpin TNI di seluruh Indonesia. Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, mantan Panglima Kodam XIV Hasanuddin, yang pernah memimpin TNI di teritorial Provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Kedua jenderal purnawirawan itu tak hanya andal memimpin tentara, tetapi piawai memimpin tani, meski di level dan teritorial berbeda.
Moeldoko memimpin tani di seluruh Indonesia sebagai Ketua Umum DPP Himpunan Kerukukan Tani Indonesia, sedangkan Andi Sumangerukka (ASR), memimpin tani di Sultra setelah terpilih aklamasi dalam Musyawarah Provinsi (Musprov) HKTI pada 11 Juni 2022. Besok, Moeldoko mengukuhkan Andi Sumangerukka sebagai Ketua Umum DPD HKTI Sultra periode 2022-2027 disela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) HKTI di Jakarta, Jumat (1/7).
Andi Sumangerukka mengapresiasi amanah yang diberikan pengurus pusat untuk menjalankan HKTI di Sultra. Ia berjanji akan mengembangkan organisasi menjadi lebih baik kedepannya. "Saya diminta oleh pusat untuk jadi ketua, makanya saya bersedia," ujarnya kepada Kendari Pos, Rabu (29/6), kemarin.
Andi Sumangerukka berkomitmen membawa misi menyejahterakan petani Sultra dalam forum Rakernas. Misi tersebut tertuang dalam program kerja 100 hari HKTI Sultra. "Saya ingin lewat HKTI bisa mendedikasikan diri untuk menyejahterakan masyarakat Sultra," kata Andi Sumangerukka.
Ketua Dewan Pembina Aku Sahabat Rakyat (ASR) itu mengungkapkan, program kerja 100 hari HKTI Sultra itu adalah pemberian beasiswa Be-ASR kepada masyarakat kurang mampu seperti anak petani agar bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. "Program ini sangat baik untuk mewujudkan cita-cita anak muda kita yang ingin kuliah namun terkendala dengan biaya. Mereka bisa menghubungi kami," ungkap Andi Sumangerukka.
Pria yang karib disapa ASR itu menambahkan program lainnya adalah program sertifikat tanah gratis bagi petani. Tahun ini, HKTI Sultra bakal bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sultra untuk membantu sertifikasi lahan pertanian 1.000 petani. “Kami akan bantu pengurusannya. Maka dari itu kami akan inventarisir petani yang kesulitan mengurus sertifikat tanahnya,” jelas ASR.
Selanjutnya ada bantuan pupuk gratis kepada petani. ASR dan HKTI Sultra secara bertahap akan menyalurkan pupuk gratis kepada masyarakat dalam rangka mendukung produksi pertanian masyarakat. "Mudah-mudahan bantuan ini bisa meningkatkan hasil panen petani," kata ASR.
Oleh karena itu, ASR meminta dukungan seluruh pihak agar seluruh program yang telah direncanakan berjalan lancar sehingga dapat menyejahterakan petani sekaligus mendorong Sultra menjadi swasembada pangan. "Kita punya potensi pertanian yang menjanjikan. Kita harus kelola dengan baik. Petani kita harus didampingi agar bisa semangat dalam bertani," tutur ASR yang juga mantan Kepala BIN Daerah Sultra.
Dalam beberapa kesempatan, ASR banyak mengulas tentang persoalan petani dan solusi yang ditawarkan. Bahkan saat pertemuan Saudagar Bugis Makassar, mantan Pangdam XIV Hasanuddin ini menjelaskan, beberapa masalah yang kerap dihadapi petani. Salah satunya adalah permodalan. Keterbatasan modal membuat petani masih bergantung pada tengkulak.
Kala itu, dalam kapasitas sebagai Ketua BPW KKSS Sultra, dirinya berjanji akan mendirikan koperasi dan penguatan kelompok tani melalui Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani). "Dengan cara ini, petani bisa mengakses permodalan. Sehingga tidak tergantung lagi pada tengkulak," jelas ASR.
Selain permodalan, kata ASR, masalah lain yang dihadapi petani adalah kelangkaan pupuk. Kondisi tersebut membuat pihaknya bakal merancang bantuan pupuk kimia nonsubsidi dengan harga yang terjangkau melakui MoU dengan perusahaan distributor pupuk.
"Selanjutnya soal penguasaan teknologi pertanian modern. Kami rencana ada bimtek dan industrialisasi pertanian. Upaya ini diharapkan agar SDM kita lebih adaptif dalam memanfaatkan inovasi sektor pertanian," imbuh mantan Danrem 143 Halu Oleo Kendari itu.
Di sisi lain, ASR berpesan, agar petani tidak hanya dijadikan sebagai profesi sampingan. Melainkan juga bisa menjadi profesi yang setara dengan lainnya. Sehingga profesi ini bisa diminati oleh millenial. (ags/ali/b)