KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Seiring terkendalinya wabah corona, perekonomian Sulawesi Tenggara perlahan mulai bangkit. Buktinya, nilai devisa ekspor tahun 2022 naik signifikan. Berdasarkan data Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Kendari, kondisi yang sama juga terjadi pada nilai impor.
Kepala KPPBC Kendari Purwatmo Hadi Waluja mengatakan devisa ekspor mengalami peningkatan signifikan. Pada periode Mei 2022 mengalami peningkatan devisa ekspor sekira 253 persen atau sebesar 625 juta dollar AS dibanding tahun 2021 pada periode yang sama yang hanya 176 juta dollar AS.
"Nilai devisa impor mengalami peningkatan 21 persen yakni 172 juta dollar AS bila dibanding tahun 2021 sekira 142 juta dollar AS. Bila melihat data keseluruhan, ekspor kita surplus di atas 50 persen dan lebih tinggi dibanding impor," jelas kata Purwatmo Hadi, Selasa (28/6).
Untuk ekpor Sultra lanjutnya, masih didominasi komoditas pertambangan. Di sisi lain, sektor perikanan turut meningkat.
"Penyumbang ekspor terbesar berasal dari beberapa perusahaan pertambangan di wilayah Sultra. Seperti produk fero nikel PT Virtue Dragon Nickel Industri (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS). Sementara untuk produk kelautan didominasi oleh kepiting kaleng," ujarnya.
Saat ini, bea masuk yang ada di KPPBC telah mencapai Rp 103 miliar. Capaian ini menunjukkan kinerja positif. Tahun ini, target bea masuk sebesar Rp 204 miliar. "Kami optimis target bisa tercapai. 2023, kita bakal dorong industri smelter di Sultra guna peningkatan capaian di KPPBC, " pungkasnya. (c/rah)